Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Aksi Bela Rohingya Menggema di Monas

JAKARTA, PB - Peserta Aksi 169 Bela Rohingya mulai memadati kawasan Bunderan Patung Kuda dan Pintu Silang Monumen Nasional bagian Selatan, Jakarta, Sabtu (16/9/2017).

Peserta aksi terlihat dari berdatangan dari berbagai penjuru menuju pusat orasi di kawasan Patung Kuda dan Pintu Masuk Silang Monas bagian Selatan.

Seru-seruan serta takbir mulai dedungkan dan juga dilantunkan ayat-ayat suci Al quran juga dikibarkan Bendera Merah Putih.

Peserta juga membawa kardus dan kantong untuk menggalang dana untuk saudara-saudara Muslim di Rohingnya.

Mereka datang dari berbagai organisasi, di antaranya Front Pembela Islam, Majelis Ulama Indonesia, Partai Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sejauh ini aksi masih terpantau tertib, meskipun terik matahari menyengat di atas ratusan peserta aksi.

Aksi 169 ini merupakan aksi susulan sebelumnya pada 6 September 2017 (69) dengan tema yang sama sebagai solidaritas kemanusiaan di Rohingnya, Myanmar.

Din Apresiasi Bantuan Kemanusiaan untuk Muslim Rohingya

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengapresiasi bantuan kemanusiaan untuk etnis muslim Rohingya meski hal itu tidak memadamkan sumber utama konflik di Rakhine State, Myanmar.

“Kami mendesak ASEAN, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) agar melakukan langkah cepat, tepat dan efektif agar menghentikan tindak kekerasan untuk menciptakan perdamaian abadi,” kata Din di Jakarta, seperti dikutif dari Miraj News Agency (MINA), belum lama ini.

Dia juga mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia yang menempuh jalur diplomatik ke Myanmar guna mengatasi krisis etnis Rohingya.

Menurutnya, aksi kemanusiaan masyarakat internasional dapat meringankan beban korban kebrutalan militer Myanmar terhadap muslim Rohingya lewat donasi pangan, bantuan obat-obatan, kesehatan, tempat pengungsian dan semacamnya.

Tetapi, Lebih lanjut dikatakannya terdapat persoalan mendasar yaitu pada kebijakan pemerintah Myanmar yang cenderung rasialis sehingga muslim Rohingya mendapatkan diskriminasi, bahkan kekerasan dan persekusi. Maka dari itu, Din mengusulkan perdamaian abadi bagi Rohingya dengan pemenuhan hak-hak mereka sebagai manusia.

Dia mengibaratkan aksi kemanusiaan untuk muslim Rohingya ibarat menanggulangi korban bencana kebakaran sementara penyebab kebakaran itu tidak disasar sehingga bencana terus terjadi.

“Akan tetapi yang lebih dibutuhkan saat ini oleh setiap pihak adalah upaya politik mendesak pemerintah Myanmar agar mengakui etnis Rohingya yang telah menjadi bagian negara itu selama bertahun-tahun lamanya. Lewat pengakuan itu, maka sudah seharusnya Rohingya akan mendapatkan hak-haknya sebagai warga negara Myanmar,” ujar Din yang juga mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Din mengatakan tindakan kekerasan oleh junta militer Myanmar atas etnis Rohingya merupakan kejahatan luar biasa dan pelanggaran HAM berat, salah satunya ditandai pembunuhan massal oleh otoritas militer disertai warga yang dipersenjatai.

“Kekerasan di Myanmar tidak sesuai dengan ajaran Agama manapun, termasuk Islam dan Buddha yang sejatinya mengajarkan kasih sayang, kerukunan dan perdamaian antarsesama,” tegas Din.

Seperti diberitakan sebelumnya Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani meminta dinas kesehatan mengevaluasi pelayanan rumah sakit. "Saya akan meminta Menteri Kesehatan segera berkoordinasi dengan dinas-dinas kesehatan di daerah untuk mengevaluasi SOP Penanganan Kedaruratan Pasien, terutama untuk Rumah Sakit yang tidak memberikan layanan BPJS Kesehatan," katanya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menyatakan masalah kemanusiaan yang menimpa pengungsi Rohingnya di Myanmar menjadi tanggung jawab kita semua. Wujud nyata perhatian pemerintah dan masyarakat Indonesia, adalah dengan melakukan berbagai penggalangan bantuan secara bergotong royong untuk disalurkan kepada pengungsi Rohignya.

Menurutnya, semangat dan sikap gotong royong ini sangat penting karena inilah jati diri bangsa Indonesia. "Saya selaku Menko PMK atas nama pemerintah dan pribadi, mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarmya kepada seluruh komponen masyarakat Indonesia atas bantuan yang telah diberikan," katanya. [**]

Foto Kompas.com