Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

UPTD Tak Optimal, Balai Benih Padi Berubah Jadi Kebun Jagung

BENGKULU SELATAN, PB – Wajar saja jika peranan UPTD Balai Benih Kabupaten Bengkulu Selatan dinilai belum optimal. Bagaimana tidak, dengan luas lahan mencapai 4 Hektar, Balai Benih Bengkulu Selatan hanya bisa menghasilkan benih padi sebanyak 4 Ton.

Ini sangat jauh dari kebutuhan benih padi di Kabupaten Bengkulu Selatan yang mencapai 200 Ton per tahun. Dari luas 4 Hektar lahan ini, hanya 2 Hektar yang dikelolah oleh UPTD Balai Benih, sedangkan 2 Hektar lainnya dikelolah oleh petani dengan pola kerjasama bagi hasil 50:50 persen.
Bahkan dari pengamatan di lapangan, saat ini mayoritas lahan balai benih ditanami dengan jagung. Namun jagung tersebut bukan untuk produksi benih.

“Terus terang kita akui belum optimal. Namun tekad kami untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan. Kalau jagung ini bukan untuk benih. Tahun 2016 kita mulai tanam padi untuk benih sekitar Bulan Desember dan baru panen awal 2017. Nah untuk kegiatan tahun 2017, insya Allah akan mulai tanam Bulan Oktober nanti. Di sela-sela tanam padi ini, kita tanam jagung. Termasuk juga petani juga banyak yang tanam jagung,” jelas Staf Produksi dan Distribusi UPTD Balai Benih Bengkulu Selatan Ekhwan Zairi kepada jurnalis pedomanbengkulu.com saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (2/8/17).

Belum optimalnya pengelolaan balai benih ini, menurut Ekwan disebabkan banyak faktor. Baik faktor Sumber Daya Manusia (SDM) maupun infrastruktur.

“Jumlah personel di Balai Benih ini hanya ada 5 orang, 3 orang PNS dan dua Tenaga Lepas. Kita tanam padi untuk benih ini hanya sekali dalam setahun, ini juga disebabkan oleh sistem irigasi yang buruk dan sering kekurangan air. Selain itu anggaran untuk benih ini memang Cuma satu kali kegiatan setahun,” ungkap Ekhwan didampingi Kepala Tata Usaha UPTD Doni Hermawan.

Diakuinya pula, tahun ini UPTD Balai Benih belum menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Penyebabnya, 4 Ton benih padi jenis Cigeulis yang telah mendapat sertifikasi dari Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih (BPSB) Bengkulu ini hingga kini belum terjual.

“Target PAD kami Rp 20 Juta. Ini Insya Allah mencapai target. Hanya saja benih yang kita produksi belum terjual. Biasanya kita jual ke kelompok penangkar benih atau ke Dinas Pertanian untuk pengadaan benih bantuan ke petani dengan harga Rp 8 ribu/Kilo,” sambungnya.

Saat ini Balai Benih Bengkulu Selatan hanya memproduksi benih padi, itupun hanya varietas Cigeulis. Padahal menurut Ekhwan, idealnya Balai Benih juga menyediakan benih lainnya. Sepertie benih jagung, kedele, kacang tanah, semangka dan tanaman hortikultura lainnya. Lagi-lagi, menurut Ekhwan, ini belum bisa dioptimlakan karena terkendala anggaran dan SDM.

“Untuk kelompok penangkar benih di Bengkulu Selatan ini sebenarnya banyak, namun hanya ada tiga yang aktif. Yakni di Desa Banding Agung dan Palak Bengkerung Kecamatan Seginim dan Desa Lawang Agung Kecamatan Kedurang. Masing-masing penangkar benih yang menjadi binaan Balai Benih ini menghasilkan benih padi sebanyak 50 sampai 100 Ton,” pungkasnya. (Apd)