Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Moch Riyadi, mengatakan, ditinjau dari kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di Zona Benioff di bawah cekungan busur muka (fore arc basin), Samudera Hindia sebelah barat Sumatra.
"Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempabumi yang sangat aktif di wilayah Sumatra. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran naik (thrust fault)," urainya.
Hingga pukul 10.51 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan sudah terjadi aktivitas gempabumi susulan sebanyak 1 kali. Namun masyarakat di wilayah Pesisir Bengkulu dan sekitarnya diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.
Sementara data BPNB terus melakukan monitoring atas dampak gempa ini. Namun di Bengkulu Utara, Kota Padang dan Kota Bengkulu, warga sempat mengalami kepanikan dan berhamburan keluar rumah. [DM]