Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

El Salvador, Negara Pertama di Dunia yang Melarang Pertambangan Logam





El Salvador membuat sejarah baru. Akhir Maret 2017, negara terkecil di Amerika Tengah itu resmi melarang pertambangan logam di negerinya.

Keputusan itu diambil dalam voting di Kongres El Salvador. Sebanyak 70 dari 84 anggota Kongres menyetujui pelarangan itu. Jajak pendapat menyebutkan, 77 persen rakyat Ekuador mendukung keputusan ini.

Dengan demikian, El Salvador menjadi negara pertama di dunia yang melarang pertambangan logam.

Larangan itu meliputi eksplorasi, ekstraksi hingga pengolahan hasil tambang logam. Entah itu di lubang terbuka maupun tambang bawah tanah.

Sejarah gelap tambang logam

Tambang logam punya sejarah hitam di El Salvador.

Di tahun 1980-an, rakyat Ekuador diberi mimpi indah: industri tambang akan membawa kemakmuran, menciptakan banyak pekerjaan, dan menghasilkan pajak yang diperlukan untuk membiayai sekolah dan kesehatan.

Seturut dengan itu, pemerintahan neoliberal mulai membuat regulasi yang menggampangkan arus masuk investasi, termasuk investasi tambang logam, untuk berlomba-lomba menguasai kekayaan alam El Salvador.

Diperkuat dengan keterlibatan El Salvador dalam agenda Perdagangan Bebas Amerika Tengah (CAFTA), yang diteken oleh pemerintahan neoliberal El Salvador dan Amerika Serikat pada tahun 2004.

Sejak itu perusahaan asing, seperti Holcim, Monsanto, dan Pacific Rim, mulai masuk dan beroperasi di El Salvador. Investasi asing meningkat drastis dari 30 juta USD pada 1992 menjadi 5,9 milyar USD pada 2008.

Dengan dukungan elit lokal, plus kawalan militer dan paramiliter, mereka leluasa membangun kerajaan tambangnya di negara berpenduduk 6 juta jiwa itu.

Tetapi Ekuador adalah negara terkecil di Amerika tengah. Luasnya hanya separuh Jawa Timur. Namun, kepadatan penduduknya tertinggi di Amerika tengah.

Potensi industri tambang menggiurkan bagi investor asing. Di tahun 2002, ada 22 permintaan izin tambang emas, yang menyebabkan tambang emas menguasai 4,23 persen tanah negeri itu.

Walhasil, ekspansi industri tambang seringkali menerjang lahan-lahan milik masyarakat lokal. Perampasan lahan terjadi di mana-mana, tanpa ganti-rugi. Konflik agraria meletus di seantero El Salvador.

Tidak jarang, konflik agraria ini disertai kekerasan. Petani dan keluarganya menjadi objek kekerasan, intimidasi, hingga pembunuhan. Sepanjang 2000-2015, ada 44 orang tewas dan 400-an lainnya terluka.

Tahun 2008, Presiden El Salvador Antonio Saca menolak proyek perusahaan tambang Pacific Rim. Sebab, proyek itu menggunakan bahan kimia berbahaya, seperti sianida, yang bisa membahayakan manusia.

Tetapi perusahaan tambang asal Kanada itu menentang keputusan Presiden itu. Mereka menggugat El Salvador di pengadilan internasional sebesar 301 milyar USD.

Tetapi dampak paling merusak dari kehadiran pertambangan logam itu adalah kerusakan lingkungan.

Hampir 90 persen air permukaan di El Salvador tercemar oleh bahan kimia berbahaya. Sungai-sungai juga terkontaminasi limbah. Lahan pertanian juga kena imbasnya.

Tidak hanya itu, industri tambang juga memonopoli penggunaan air. Riset menunjukkan, perusahaan seperti Pasific Rim—sekarang berganti menjadi Oceana Gold—menggunakan 10,4 liter air per detik. Jumlah yang sama bisa diminum oleh ratusan hingga ribuan orang.

Kemenangan rakyat atas korporasi

Inilah yang memicu perlawanan masyarakat lokal, khususnya masyarakat adat. Gereja dan gerakan sosial memberikan sokongan penuh pada perjuangan itu.

Partai berhaluan kiri, Front Pembebasan Nasional Farabundo Marti (FMLN), juga aktif membela dan mendukung perjuangan rakyat melawan perusahaan tambang.

Tahun 2009, FMLN berhasil memenangkan pemilu dan mengantarkan Mauricio Funes, seorang jurnalis progressif, menjadi Presiden.

Pemerintahan kiri segera mengambil tindakan terhadap perusahaan tambang itu. Langkah pertama Presiden Funes begitu berkuasa adalah memformalkan aturan moratorium pertambangan logam.

Kombinasi perjuangan jalanan dan parlemen akhirnya membuahkan hasil. Pada Rabu, 29 Maret 2017, Kongres El Salvador resmi melarang pertambangan logam.

Radio Victoria, sebuah radio komunitas di daerah Cabañas, segera menyambut kemenangan itu dengan pernyataan: “Hari ini, air menang atas emas. Rakyat menang atas korporasi!” [Raymond Samuel/Berdikari Online]