Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

BPS: 316.980 Warga Bengkulu Masih Miskin

BENGKULU, PB - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir pada bulan Maret 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per
bulan dibawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Bengkulu mencapai 16,45 persen dari total populasi. Artinya, masih ada 316.980 orang di Bengkulu yang masuk dalam kategori miskin.

Dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah kemiskinan ini berkurang sebesar 11.630 orang. Karena pada Maret 2016, jumlah penduduk Bengkulu yang miskin sebesar 328.610 orang (17,23 persen).

Lebih lanjut dalam siaran pers BPS, nampak persentase penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami kenaikan sedangkan di daerah pedesaan tercatat mengalami penurunan selama kurun waktu 2016-2017. Dimana, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2016 sebesar 16,16 persen naik menjadi 16,33 persen pada Maret 2017. Sementara penduduk miskin di daerah perdesaan turun dari 17,85 persen pada Maret 2016 menjadi 16,51 persen pada Maret 2017.

"Secara absolut jumlah penduduk miskin periode September 2016-Maret 2016 di pedesaan turun sebesar 11.400 orang dan di perkotaan naik sebesar 2.800 orang," tulis BPS.

Kontribusi kemiskinan sendiri lebih besar disumbangkan oleh komoditi makanan dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2017 tercatat sebesar 76,31 persen. Ini mengalami penurunan dibanding dengan kondisi Maret 2016 yang sebesar 78,01 persen.

Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan.Diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, cabe merah, gula pasir, daging ayam ras, telur ayam ras dan bawang merah. Sedangkan, untuk komoditi bukan makanan diantaranya adalah biaya perumahan, bensin,listrik, dan pendidikan.

Pada periode Maret 2016 – Maret 2017, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan, ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin juga semakin mengecil.

Namun bila dibandingkan dengan bulan September 2016 mengalami peningkatan. Hal ini perlu upaya yang lebih intensif dalam penanganan penduduk miskin. [CHO]