Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Industri Kreatif Dikembangkan di Enggano

ENGGANO, PB - Pulau Enggano yang kaya akan sumber daya alamnya khususnya melalui hasil pertanian yakni Pisang Gepuknya. Namun petani pisang Enggano resah dengan nilai jual pisang yang merosot turun. Hal ini dipengaruhi kurangnya sarana transportasi yang ada di pulau Enggano, cuaca buruk yang menerpa membuat kapal enggan untuk berlayar begitupun dengan pesawat terbang.

Untuk menyikapi hal ini perlu adanya industri kreatif hingga dapat meningkatkan nilai jual pisang Enggano. Sehingga permasalahan mengenai turunnya harga maupun pisang yang terbuang karena tidak dapat diangkut dapat diatasi. Mencoba mengatasi permasalahan tersebut Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu, melalui Balai Pelatihan Transmigrasi melakukan pelatihan pengolahan hasil pertanian yakni pisang gepok Enggano.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu Sudoto menjelaskan bahwa tujuan dilaksanakannya pelatihan pengolahan pisang ini karena potensi Enggano dengan pisangnya yang berlimpah, namun karena keterbatasan transportasi hingga sebagian menjadi terbuang maka dilakukanlah pelatihan kepada warga transmigrasi untuk mengolah pisang dengan berbagai varian.

“Kita ingin pisang keluar dari Enggano bentuknya sudah menjadi barang olahan, pertama mengurangi tingkat keterbuangan pisang karena transporasi dan yang kedua meningkakan nilai tambah dari harga,” terang Kadisnakertrans saat mengunjungi Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bagi Warga Transmigrasi UPT. Malakoni, Kec. Enggano Kab. Bengkulu Utara, Selasa (22/5).

Ditambahkan Sudoto bahwa Enggano memiliki potensi sebagai daerah produsen pertanian, disamping pariwisatanya hingga bertahap akan terus dikembangkan selain pisang sebagai komoditas unggulannya.

“Kita harapkan masyarakat ini serius mengikuti pelatihan nanti peralatan kita lengkapi secara bertahap, kita yakin kalau sumber alam ada, bahan bakunya ada tersedia kemudian sumber daya manusianya ini bersemangat dan mau berlatih, tidak ada yang idak mungkin,” tegas Sudoto yang juga didampingi Kepala UPTD Balai Latihan Transmigrasi Meriana.

Sejalan dengan hal tersebut Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) UPT Balai Pelatihan Transmigrasi R. Nasrony yang juga merupakan pengajar pada pelatihan ini mengungkapkan bahwa masyarakat kesulitan untuk memasarkan hasil pisangnya karena biaya transportasi yang tinggi tidak sebanding dengan harga pisangnya.

“Kami mengadakan pelatihan dari Balai Pelatihan Transmigrasi Provinsi Bengkulu untuk masyarakat disini mengolah pisang – pisang ini menjadi produk olahan, pisang – pisang tersebut kemudian dipasarakan menjadi barang jadi produk olahan hingga mampu menaikan taraf hidup masyarakat itu sendiri dengan hasil tersebut,” jelas Nasrony.

Nasrony juga menambahkan bahwa antusiasme warga Transmigrasi UPT. Malakoni, Kec. Enggano Kab. Bengkulu Utara sangat tinggi saat mengikuti pelatihan ini, khususnya dalam pengolahan pisang. Namun warga masih terbentur dengan permodalan dan perlu bantuan – bantuan yang mampu lebih meningkatkan taraf hidup masyarakat transmigrasi.

“Sesuai dengan tujuan mereka yaitu meningkatkan taraf hidup dalam hal ini mereka sangat kesulitan sekali mereka menanam pisang setelah pisang ditanam dan berhasil ternyata pemasarannya sulit. Untuk itu kami mengaharapkan pihak terkait, stakeholder untuk mebantulah masyarakat di Pulau Enggano sehingga mereka bisa berpengahasilan dan mereka bisa menyongsong hari esok yang cerah,” jelas Rony sapaan akrab Nasrony.

Salah seorang warga transmigran asal Jawa Barat Mustary yang menempati pemukiman di Wliayah Transmigrasi Malakoni, Kec. Enggano Kab. Bengkulu Utara mengungkapkan rasa terimakasihnya terkait diadakannya pelatihan ini karena menurutnya pelatihan ini menjadi solusi hasil – hasil tani yang ada di enggano khususnya pisang.

“Selama ini kita merasa kesulitan khususnya di pemasaran pisang jadi dengan adanya pelatihan ini dodol pisang dan keripik pisang sehingga pisang yang di Enggano ini ada solusi untuk pemasarannya,” jelas Mustary.

Iapun berharap ada perhatian lebih dari pemerintah terkait kehidupan transmigran juga sarana transportasi di Enggano, khususnya kapal feri yang jika jadwal normalnya 2 kali seminggu, namun jika cuaca buruk dapat menjadi 2 minggu satu kali, bahkan 1 bulan sekali.

“Jadi harapan kami kiranya pemerintah dapat menambah armadanya untuk kapal feri atau perintis kalau bisa 4 kali seminggu jadi penyaluran hasil tani di Enggano ini tidak ada kendala lagi,” harap Mustary.

Pada Kegiatan pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi warga transmigrasi UPT. Malakoni, Kec. Enggano Kab. Bengkulu Utara ini dilakukan pelatihan pembuatan olahan dari pisang diantaranya adalah Pengolahan Dodol Pisang, Kripik Pisang dengan berbagai macam rasa, Pisang Sale dan Abon Jantung Pisang. Pelatihan diikuti oleh 25 peserta yang merupakan warga transmigran UPT. Malakoni Enggano. Selain membuat peserta juga diajarkan untuk mengemas produk olahan sehingga menarik dan layak untuk dibeli oleh konsumen. [Ms]