Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Bengkulu Selatan, Tempat Aku Dibesarkan

Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan kabupaten tempat saya dilahirkan dan dibesarkan. Kabupaten ini memiliki banyak kekayaan alam dan objek wisata.

Mulai dari debur ombak yang ada di sepanjang garis pantainya, meriam Honisoit peninggalan Inggris di depan kantor Bupati Manna, bendungan Batu Balai dan bendungan Lubuk Langkap di Kecamatan Air Nipis, wisata agropolitan di Kecamatan Seginim, Goa Suruman di Kecamatan Kedurang, air terjun Geluguran di Kecamatan Ulu Manna, hingga wisata olahraga arus deras di Sungai Air Manna.

Dari banyak tempat yang saya sebutkan di atas ada sebuah daerah yang sangat terpencil dan hampir memiliki semua objek wisata, kecuali pantai. Sebuah desa di perbatasan antara Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, tepatnya di Kecamatan Ulu Manna yaitu Desa Air Tenam.

Tempat ini luas. Jarak Desa Air Tenam ke pusat kota Manna adalah 40 km dan dapat ditempuh dengan perjalanan selama ±1 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Saya pernah beberapa kali mengunjungi desa ini, entah hanya sekedar untuk berkelana hingga tinggal dan bermalam di desa ini beberapa waktu. Walaupun saya bukan asli orang sini tapi aku merasa berada di desa tempatku dibesarkan.

Saya suka akan panorama alamnya, kabut yang datang setiap waktu hingga keramah-tamahan masyarakatnya, masyarakat asli desa ini berasal dari daerah Tanjung Sakti Kabupaten Lahat yang berkebun dan menetap di wilayah Bengkulu Selatan.

Di desa ini saya banyak melihat ada banyak potensi, dari hasil hutannya misalnya kopi, jengkol, durian, rotan hingga buah jerenang.

Hasil sungainya yaitu ikan Cengkak, Pelus, dan Semah akan dengan mudah didapat dari sungai ini, sampai kepada objek wisata yang kompleks ada di desa yang di apit oleh Hutan Produksi Terbatas (HPT) Bukit Rabang, Peraduan Tinggi dan Hutan Lindung (HL) Raja Mendara ini.

Di Desa Air Tenam terdapat air terjun, goa, dan sungai yang berpotensi untuk olahraga arung jeram.



Tingkat pendidikan yang masih rendah, sumberdaya manusia yang sedikit dan ketergantungan terhadap hasil hutan membuat potensi-potensi wisata yang ada di desa tidak terkelola dengan baik bahkan cenderung dibiarkan.

Saya juga memaklumi kondisi yang ada karena dengan akses transportasi yang sulit dan tidak adanya jaringan komunikasi telepon di desa membuat desa ini makin terisolir dari dunia luar padahal merupakan jalan lintas negara dari Propinsi Bengkulu menuju Sumatera Selatan.

Beranjak dari potensi desa yang ada saya berpikir desa ini akan menjadi sebuah destinasi wisata yang populer dan bisa menjadi percontohan bagi daerah lain di Bengkulu Selatan bahkan di Propinsi Bengkulu.

Saya telah melihat dan mempelajari apa yang sudah dilakukan kawan-kawan di Bengkulu dan di daerah lain bahwa sudah saatnya kita berwisata ke objek-objek wisata alam dengan tidak merusak alam yang kita kunjungi.

Yang mana gunung-gunung sekarang sudah penuh dengan sampah karena ulah tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab hingga butuh waktu lama untuk mengembalikan ekosistemnya seperti sebelumnya.
Melalui banyak halang rintang dan diskusi yang panjang dan dengan bantuan beberapa teman-teman yang sudah berpengalaman maka tercetuslah sebuah konsep dengan nama “ekowisata” di Desa Air Tenam.

Ekowisata merupakan jasa potensial yang  dapat mendukung sektor pariwisata di Bengkulu Selatan, aspek wisata yang ada jika dikelola dengan baik akan menghasilkan benefit yang besar yang bisa menambah penghasilan daerah dan masyarakat.

Dalam bahasa Indonesia istilah ekowisata (ecotourism) yaitu sejenis pariwisata yang berwawasan lingkungan. Maksudnya, melalui aktivitas yang berkaitan dengan alam, wisatawan diajak melihat alam dari dekat, menikmati keaslian alam dan lingkungannya sehingga membuatnya tergugah untuk mencintai alam.

Semuanya ini sering disebut dengan istilah Back-To-Nature. Berbeda dengan pariwisata yang biasa kita kenal, ekowisata dalam penyelenggaraannya tidak menuntut tersedianya fasilitas akomodasi yang modern atau glamour yang dilengkapi dengan peralatan yang serba mewah atau bangunan artifisial yang berlebihan. Semuanya dikemas dengan apa adanya tapi dengan mengedepankan kenyamanan pengunjung.

Fasilitas berupa guest house langsung di rumah warga atau membangun tempat khusus sebagai Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) yang punya listrik dan WC sebagai fasilitas standar. Potensi Wisata yang ada di Desa Air Tenam meliputi arung jeram, air terjun dan goa.

Potensi arung jeram yang ada di Air Tenam bisa disebut adalah yang terbaik di Propinsi Bengkulu, grade nya beragam dari 1-4 dalam klasifikasi tingkat kesulitan arung jeram dan merupakan salah satu sungai dari 5 besar terbaik untuk olahraga arus deras di Indonesia.

Objek wisata wisata arung jeram dengan menggunakan perahu karet yang dananya dapat dianggarkan oleh dana desa. Pengarungan bisa dimulai dari bawah jembatan belakang desa sampai dengan Air Terjun Geluguran Desa Kayu Ajaran dengan dipandu oleh pemandu yang berpengalaman. Pengarungan dapat dilakukan selama ±2 jam dengan pemandangan sungai yang bagus, jeram yang bervariasi dan tentunya panorama alam yang masih sangat asli dan memanjakan mata.

Selain itu wisatawan juga dapat mengunjungi air terjun yang ada di sekitar desa tepatnya di aliran sungai Air Tenam yang tepat berada di tengah desa, dengan tracking menyusuri sungai selama 1 jam kita sudah bisa menikmati 3 buah air terjun yang sangat bagus dan cantik.

Selain itu kita dapat melihat pemanfaatan air terjun menjadi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLMTH) yang dapat mengaliri listrik di desa setiap waktunya dan tak bergantung kepada PLN (Perusahaan Listrik Negara) lagi.

Objek wisata yang tak kalah menantang lainnya adalah goa Batu. Goa tepatnya berada di Bukit Batu yang berada di sebelah timur desa. Goa ini merupakan goa dengan tipe vertical dengan banyak stalaktit yang menggantung di dindingnya. Dengan berjalan kaki selama ±3 jam kita sudah bisa mencapai goa.

Goa itu mempunyai 9 buah lubang dan menawarkan keeksotisan khas goa yang gelap dan pengap, bagi yang menyukai petualangan bawah tanah bisa datang ke sini dengan menyewa pemandu (guide) dari warga desa yang sering ke sana. Jika anda ingin mengeksplore lebih banyak dan merasakan sensasi bermalam di hutan bisa camping di sekitar goa.

Dengan adanya potensi desa yang sangat besar di bidang wisata maka masyarakat membentuk sebuah kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yaitu “Tenam Wisata” yang merupakan sebuah lembaga yang menjadi wadah dan mengelola ekowisata yang nantinya akan menjadi sebuah percontohan bagi desa lain yang ada di Bengkulu Selatan.

Lembaga ini langsung bertanggung jawab kepada kepala desa dan dengan dilakukan pendampingan oleh Mapetala Bengkulu(Mahasiswa Pecinta Alam) Bengkulu yang merupakan sekumpulan mahasiswa yang sering main dan melakukan kegiatan di alam bebas hingga tercetuslah ekowisata berbasis masayarakat dan lingkungan yang pengelolaannya oleh masyarakat asli Desa Air Tenam demi meningkatkan taraf ekonomi mereka dengan memanfaatkan jasa lingkungan di sekitar mereka.

Desa Air Tenam sebagai daerah tujuan wisata lokal maupun nasional bahkan internasional  akan mendapatkan banyak tantangan ke depannya seperti di daerah lainnya.

Dibutuhkan dukungan dan keseriusan dari seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah desa, pemerintah daerah dan pihak lainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Bukan hanya sumber daya manusia nya yang harus kita persiapkan tetapi juga dengan fasilitas pendukung yang menunjang terlaksananya ekowisata di Desa Air Tenam. Ada kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi, salah satunya adalah sistem komunikasi telepon selluler dengan memasang jaringan telpon di desa.

Apalagi, di tahun 2017 ini Indonesia menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang mana kita harus mempersiapkan diri untuk tidak gagap dengan segala peradaban yang datang bukan dari negara Indonesia saja tetapi dari begara-negara yang tergabung di ASEAN.

Dalam ekowisata berbasis masyarakat di Desa Air Tenam masyarakat desa merupakan pelaku utama ekowisata yang juga penerima manfaat langsung.

Kegiatan ekowisata ini diharapkan dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakatnya dengan mengurangi ketergantungan terhadap hutan milik negara dan mampu membaca peluang yang ada, agar masyarakat sadar akan pentingnya sebuah pendidikan untuk menghadapi perubahan zaman yang sangat cepat, menjaga alam sekitar mereka agar tetap lestari dan dapat diwariskan kepada anak cucu mereka nantinya. [Bambang Arsyiogie/Komunitas Ayo Menulis Bengkulu]