Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Kutip Surat An-Nisa, Megawati Tegaskan Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki

Foto Istimewa

Presiden Republik Indonesia Kelima Megawati Soekarnoputri memberikan kata sambutan dalam acara seminar tentang 'Kerjasama Wilayah ASEAN dengan tema: Hentikan Kekerasan Seksual Terhadap Anak-Anak', di Putra Wolrd Trade Centre Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (14/3/2017).

Dalam paparannya ia menyampaikan, terjadinya kekerasan terhadap anak-anak dan perempuan karena kurangnya pemahaman kesetaraan antara kaum laki-laki dan perempuan sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Padahal, kata Megawati, jika menyadari dan memahami fitrahnya sebagai ciptaan Tuhan dengan kesetaraan antara hak dan kewajiban, maka seharusnya ada sikap saling mengasihi dan menyayangi sehingga tidak saling menegasikan satu sama lain.

Megawati menjelaskan, Allah SWT dengan segala kebesaran-Nya telah menyampaikan dalam Al Quran, Surat An-Nisa ayat satu dinyatakan: 'Hai manusia bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu, dari diri yang satu, dan dari padanya Allah mencitpakan istrinya; dan dari keduanya Allah mengembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan namanya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah silaturahmi'.

Bagi dia, ayat tersebut merupakan pesan bagaimana seharusnya kesetaraan antara laki-laki dengan perempuan dibangun dengan penuh kasih sayang dan hormat menghormati, bukan saling meniadakan, atau saling mendominasi.

Lebih jauh ia mengungkapkan, perempuan adalah makhluk Allah yang diberi anugerah dengan dititipkan janin di dalam rahimnya, hamil 9 bulan, melahirkan dan menyusui. Ikatan bathin antara ibu dan anak adalah hal kodrati yang seharusnya dijaga.

"Perlindungan terhadap perempuan adalah juga sekaligus perlindungan terhadap anak-anak. Demikian juga sebaliknya, bahwa perlindungan terhadap anak-anak adalah juga perlindungan terhadap perempuan," kata putri Soekarno itu.

Megawati yakin, tidak ada serorang pun ibu yang tidak tersiksa batinnya jika melihat anak-anak yang dilahirkan tidak memperoleh kehidupan yang baik.

Bahkan, tekannya, penderitaan sudah pasti dirasakan oleh seorang ibu yang harus berpisah dari anaknya.

"Tidak ada seorang pun anak, yang dapat bertumbuh kembang dengan baik tanpa kehadiran ibu, perempuan yang melahirkannya. Karena itulah, berbicara mengenai anak-anak, tidak mungkin melepaskannya dari isu tentang Ibu, yang notabene adalah kaum perempuan," sampai Ketua Umum PDI Perjuangan ini.

Megawati menilai bahwa perempuan dan anak adalah kelompok yang paling rentan menerima kekerasan di ruang privat, maupun ruang publik. Kekerasan yang terjadi, lanjutnya, tidak hanya berupa kekerasan fisik, tapi juga kekerasan psikologis, kekerasan ekonomi dan kekerasan seksual. Tidak hanya itu, memekerjakan anak pun merupakan bentuk kekerasan terhadap anak-anak.

"Oleh sebab itu, pada tahun 2000, dengan penuh keyakinan saya memutuskan untuk meratifikasi konvensi ILO 182 Tahun 1999 tentang Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk anak, yang kemudian menjadi Undang-Undang di Indonesia. Dua tahun kemudian, 2002, saya memutuskan lahirnya UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak," demikian Megawati.

Seminar tersebut diselenggarakan atas prakarsa istri Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak, Datin Paduka Seri Rosmah Mansor. Megawati yang hadir ke Kuala Lumpur sebagai pembicara khusus didampingi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani. [AR]