Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Di Balik ‘Suara Langit’: Malam Digagas, Pagi Dirilis, Siang Mendunia

Bertemunya musisi pop atau dangdut dengan politisi/pemerintahan dalam sebuah panggung hiburan merupakan hal yang lumrah dan wajar. Apalagi bila dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) suatu daerah. Namun bertemunya musisi religi dengan politisi religi merupakan fenomena langka. Apalagi yang dinyanyikan musisi itu adalah lagu yang dikarang oleh sang politisi, mungkin baru pertama di Indonesia.

AHMAD RUNAKO, Kota Bengkulu

"Cintai yang di bumi, yang di langit kan mencintaimu,

Sayangi yang di bumi, yang di langit kan menyanyangimu,

Tolonglah yang di bumi, yang di langit pasti, kan menolongmu."

Reff lagu ‘Suara Langit’ itu menggema dalam acara syukuran HUT Kota Bengkulu ke 298 di Halaman Kantor Walikota Bengkulu, Jum’at (17/3/2017). Lirik lagu yang diciptakan oleh Walikota Bengkulu H Helmi Hasan itu digubah oleh Derry Sulaiman, mantan gitaris band metal Betrayer.

Lihat videonya: DERRY SULAIMAN Feat HELMI HASAN - SUARA LANGIT ( VIDEO LYRIC )

Pada acara syukuran itu, Helmi dan Derry berdiri di atas panggung yang sama. Sebelum lagu baru ini dinyanyikan bersama-sama, kepada audiensi Derry mengatakan, lagu ‘Suara Langit’ merupakan lagu tercepat yang pernah ia gubah. Berawal dari bincang-bincang antara dirinya dengan Walikota Helmi Hasan pada malam hari menggunakan telepon seluler.

“Setelah ditelpon sama Pak Wali, saya ambil gitar. Saya nyanyikan. Paginya langsung masuk rekaman. Ketika kami posting di media sosial, siang ternyata yang melihat sudah 200 ribuan dari seluruh dunia. Subhanallah,” kata pemilik nama asli Deri Guswan Pramona itu.

Pria bersorban kelahiran Saniangbaka Sumatera Barat pada 1 Agustus 1978 itu menuturkan, ia baru mengetahui bahwa apa yang disampaikan Helmi kepadanya itu adalah sebuah hadist yang diriwayatkan oleh At Thabrani dalam al Mu'jam al Kabir, Shahihul Jaami'.

“Lagu ini tidak ada kaitannya dengan politik. Kita murni merancangnya untuk tujuan dakwah. Semoga lagu ini menjadi asbab hidayah bagi yang mendengarkannya,” ungkapnya.

Derry juga sempat meminta maaf kepada para alim ulama dan cerdik pandai yang hadir dalam HUT Kota Bengkulu itu bila kesannya apa yang ia sampaikan menggurui. Ia juga memohon agar surban yang ia gunakan tidak ditafsirkan bahwa ia berusaha untuk mengimpor kebudayaan Arab ke Indonesia.

“Dulu saya beraliran metal. Rambut saya gondrong. Sejak saya menyadari bahwa di dunia ini kita nggak lama, saya bertekad menjadi pendakwah. Sorban yang saya kenakan ini bukan berarti saya latah bergaya Arab. Tapi dulu Tuanku Imam Bonjol dan Pangeran Diponegoro juga mengenakan surban untuk memerangi penjajah Belanda. Ini juga pakaian orang Indonesia,” ujar pria berdarah Minang namun berdomisili di Bali itu.

Helmi Hasan sendiri merupakan walikota yang religius dan memimpin Kota Bengkulu dengan nafas agama. Namun religiusitas Helmi tidak tersekat dengan amalan-amalan ritual an sich. Ia menolong warga miskin, orang yang sakit, membangun infrastruktur  perkotaan dan memberikan kredit lunak untuk warganya yang ingin berwirausaha.

Dus, usai peluncuran lagu ‘Suara Langit’, setiap peserta yang hadir mendapatkan Compact Disk berisikan lagu-lagu Helmi dan Derry secara gratis. Guyuran hujan sepanjang konser tak membuat pejabat dan warga yang hadir dalam beranjak dari Halaman Kantor Walikota, seakan menunjukkan bahwa berkah dari langit tercurah untuk peluncuran lagu ‘Suara Langit’. (**)