Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Surati Gubernur, Bupati dan DPRD, Forum Masyarakat Pino Raya Menggugat Limbah PT SBS

15978408_1316773411721510_1973407621_nBENGKULU SELATAN, PB - Keberadaan PT Sinar Bengkulu Selatan (SBS) di Desa Nanjungan Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan kembali mendapat sorotan dari masyarakat. Lagi-lagi hal yang menjadi sorotan adalah pembuangan limbah milik pabrik CPO ini dituding telah mencemari lingkungan. Khususnya Sungai Air Selali yang dijadikan tempat pembuangan limbah.

Menyikapi hal tersebut, puluhan masyarakat dari empat desa di Kecamatan Pino Raya yakni Desa Selali, Talang Padang, Tungkal I dan Pasar Pino berhimpun untuk melakukan perlawanan terhadap PT SBS. Selasa malam (10/1/17), beretempat di rumah salah satu warga di Pasar Pino terbentuklah sebuah wadah yang diberi nama Forum Masyarakat Pino Raya Peduli Lingkungan. Musyawarah warga mempercayakan Jerli Biterfin sebagai ketua.

Kepada pedomanbengkulu.com Jerly Biterfin mengatakan bahwa berdasarkan pantauannya di lapangan, saat ini Sungai Air Selali menimbulkan bau yang tidak sedap, terutama pada waktu panas di siang hari. Dia menduga, timbulnya aroma tak sedap ditambah warna air sungai yang sudah menghitam lantaran tercemar oleh limbah PT SBS.

"Dugaan kami, penyebab air sungai sudah berwarna kehitaman dan menimbulkan bau menyengat tersebut lantaran limbah dari pbarik CPO milik PT SBS ini. Kami menduga, limbah ini langsung dibuang ke sungai tanpa melalui proses terlebih dahulu," ujar mantan aktifis mahasiswa yang juga mantan Ketua BEM STIKES Tri Mandiri Sakti ini.

Langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Forum Masyarakat Pino Raya Peduli Lingkungan ini adalah menyurati Bupati Bengkulu Selatan Dirwan Mahmud dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan. Direncanakan, paling lambat pada tanggal 16 Januari 2017 mendatang laporan secara tertulis akan disampaikan kepada Bupati dan wakil rakyat.

"Insya Allah paling lambat Senin nanti (16/1/17). Nanti juga akan ditembuskan kepada Gubernur Bengkulu dan pihak Lingkungan Hidup. Harapan kami, kepada Bapak Bupati, DPRD dan pihak terkait untuk segera meninjau sungai air selali dan sistem pengolahan limbah di PT SBS," ujar putra daerah Pasar Pino ini.

Bukan hanya itu, Jerly juga menuding bahwa PT SBS juga membeli Tandan Buah Segar (TBS) di bawah harga/lebih murah jika dibandingkan dengan harga di pabrik CPO lainnya. MIsalnya, menurut Jerly, saat ini harga TBS di PT SBS sebesar Rp 1635/Kilogram.

Jika dibandingkan dengan harga di pabrik lain seperti PT Bio di Bengkulu Tengah, harga tersebut jauh lebih rendah. Dirinya menduga telah terjadi permainan harga di PT SBS. Akibatnya petani dirugikan.

"Kalau di pabrik Bio harga sawit perkilogram itu di angka Rp 1800-an. Di Desa Pasar Pino ini saja, di ramp milik pribadi berani membeli sawit dari petani dengan harga Rp 1615. Hanya seleisih Rp 15 dengan harga di PT SBS. Sangat tidak mungkin saja harga sawit petani ini dibeli dengan harga Rp 1615. Masa harga di PT SBS hanya Rp 1635. Kalau melihat hal demikian, wajar saja kalau kami selaku masyarakat merasa curiga. Hal ini juga yang kami minta untuk ditinjau oleh pemerintah daerah," demikian Jerly. (Apd)