Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Pancasila Dihina, Indonesia Hentikan Kerja Sama Militer dengan Australia

42210_620JAKARTA, PB - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengemukakan bahwa Kepala Staf Angkatan Udara Australia Marsekal Mark Donald Binskin telah meminta maaf terkait insiden pelecehan ideologi negara, Pancasila. Insiden tersebut berakibat buruk bagi hubungan kerjasama pelatihan bahasa antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan pasukan pertahanan Australia atau Australian Defence Force (ADF).

“Penghentian kerja sama militer antara kedua negara tersebut terkait adanya pelecehan terhadap ideologi Pancasila dan kurikulum pendidikan militer,” kata Panglima TNI baru-baru ini.

Menunggu hasil investigasi

Lebih lanjut ia menuturkan bila dirinya telah menerima surat dari Marsekal M Binskin bahwa, satu meminta maaf atas kejadian tersebut. Kedua akan melakukan revisi kurikulum, ketiga akan melakukan tim investigasi. Keempat mengirimkan Kepala Staf Angkatan Darat mereka untuk menghadap KSAD dan saya untuk permohonan maaf.

Menurut Panglima TNI, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu), dan menyambut baik niat yang disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara Australia Marsekal Mark Donald Binskin tersebut. “Saya  mohon adakan tim investigasi dulu, tidak usah mengirimkan tim Army-nya, kemudian setelah itu baru kita bicarakan lagi,” tegas Panglima TNI.

Tentunya berdasarkan hasil investigasi itu, menurut Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, akan dilakukan evaluasi atas kelanjutan kerja sama pelatihan bahasa antara TNI dengan ADF.

Menurut Panglima TNI, pelecehan yang dilakukan Australia itu terlalu menyakitkan, yaitu tentang tentara yang dulu, tentang Timor Leste dan tentang Papua yang terus merdeka, serta Pancasila yang diplesetkan menjadi Pancagila dengan lima silanya yang tidak benar.

Mengenai sampai kapan penghentian kerja sama ini dilakukan, Panglima TNI mengatakan, menunggu sampai adanya hasil investigasi dan penyelesaian, serta klarifikasi dari pihak militer Australia kepada TNI. “Saya sampaikan bahwa, untuk sementara kerja sama di bidang pendidikan militer dihentikan dulu dan akan kita evaluasi. Saya tidak akan ke Australia, tapi menunggu dari hasil investigasi,” kata Panglima TNI.

Pancasila direndahkan

Insiden itu bermula saat instruktur bahasa Indonesia bernama Irawan Maulana Ibrahim dari satuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang ditugaskan mengajar militer Australia di Perth.

Maulana menemukan materi pelajaran yang menurutnya, melecehkan Pancasila dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Materi pelajaran tersebut, diambil dari artikel koran dan media online oleh oknum perwira pertama militer Australia.

Seperti yang dilansir Stuff.nz pada 4 Januari 2017, sebuah sumber mengungkapkan tentang isi materi pelatihan militer Australia memuat kritik terhadap perilaku masa lalu militer Indonesia pada 1965 atau invasi Timor Timur. Penemuan materi pelatihan militer Australia oleh pasukan khusus Indonesia atau Kopassus itu saat melakukan latihan bersama beberapa waktu lalu.

Selain tuduhan pelanggaran hak asasi manusia oleh TNI di Timor Timur, beberapa materi lainnya, termasuk tuduhan bahwa mantan pemimpin militer Indonesia, mendiang Sarwo Edhie Wibowo adalah seorang pembunuh massal. Selain itu, materi itu memuat informasi tentang seorang perwira polisi TNI membunuh temannya sambil mabuk.

Selain itu, terdapat materi yang terpampang pada dinding pangkalan militer tersebut yang menghina dasar negara Indonesia, Pancasila. Oleh militer Australia, Pancasila diplesetkan menjadi PANCAGILA, dengan membuat "lima prinsip gila".

Selain materi ofensif dalam tubuh militer Australia, sebelumnya juga pernah ada laporkan dari seorang dosen bahasa Indonesia program kerja sama yang dikirim ke Negeri Kanguru tersebut, yang berakhir dengan permintaan maaf dari Australia.

Tindakan tersebut menurut pernyataan pihak Australia bukan merupakan kebijakan pertahanan Australia. Pihak Australia menyesalkan kejadian tersebut dan meminta maaf. Atas kejadian tersebut, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menghentikan kerjasama militer dengan Australia untuk sementara.(Yn)