Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Rumah Berbahan Sampah Plastik Jadi Pilihan Masa Depan



oscar-e1469362752240oscar-lego-e1469362912106

 

 

 

 

 

SEBANYAK  260-280 ton sampah diproduksi per harinya. Ratusan ton sampah yang berada di ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Sebakul, Kelurahan Sukarami, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu itu berasal dari sampah rumah tangga maupun pasar, yang terdiri atas sampah organik dan anorganik.

Dari banyaknya volume sampah tersebut, pemanfaatan teknologi daur ulang sampah menjadi energi alternatif, pupuk, industri kreatif lainnya perlu dikembangkan. Sebab pengelolaan sampah yang ramah lingkungan bisa membantu mengurai kemiskinan dan kekumuhan daerah urban seperti pembangunan rumah daur ulang limbah plastik di Kolombia.

Ide inspiratif tersebut diaplikasikan seorang arsitek Kolombia, Oscar Andres Mendez Gerardino, yang membangun rumah dari bahan daur ulang plastik. Ia mendirikan perusahaan Conceptos Plastikos untuk membangun perumahan dari bahan sampah plastik untuk mendukung penyediaan rumah kepada sektor informal yang layak huni.

Melalui proses daur ulang yang disebut ekstrusi, plastik berklapis-lapis dicampur dengan bahan karet mampu menghasilkan bahan bangunan berupa "bata plastik" yang kuat dan aman. Bata plastik ini juga mudah digunakan dan murah karena tidak lagi menggunakan bahan campuran semen.

Selain itu, bata plastik tersebut juga mudah dipasang sebagai bahan bangunan rumah karena pemasangannya mirip dengan permainan lego. "Kami menggunakan sebagian sampah plastik yang ada di Bogota (Kolombia), untuk membangun rumah bagi warga yang belum memiliki rumah," jelas Gerar seperti dipublis 29Cyber.

Proses pendirian rumah berbahan plastik pun terbilang cepat. Untuk membangun rumah layak huni 40 meter persegi hanya dibutuhkan waktu sekitar 5 hari. Konseptos Plastik telah memproduksi 300 ton sampah menjadi bahan daur ulang sampah plastik. Dan berencana membangun 240 rumah untuk 1200 orang masyarakat miskin di Bogota.

"Kami berharap tidak hanya membantu memecahkan masalah lingkungan hidup, tapi juga masalah sosial.," tuturnya.

Di Kolombia juga terdapat komunitas dan perusahaan swasta yang memiliki kepdulian terhadap masa depan ekologi, seperti Organizmo yang mengajar murid-murid mencampur botol plastik dengan pasir, tanah liat dan sedotan untuk membangun rumah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Ana Maria Gutierrez, direktur dan pendiri Organizmo mengungkapkan murid-murid dari Kolombia dan negara-negara lainnya belajar cara menggunakan sampah dan bahan alami untuk membangun rumah pertanian yang "hijau", yang mencakup sistem pengolahan air hujan dan kompos toilet.





"Para ahli lingkungan sering mengutarakan bahwa melindungi alam dan sumber dayanya tidak harus mahal. Sebagian besar hanya perlu inisiatif dan kegigihan untuk membangun kebiasaan-kebiasaan baik," ungkapnya.

Di Indonesia, Sentra Teknologi Polimer Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (STP-BPPT) menciptakan rumah berbahan dasar material plastik. Senior Engineer STP-BPPT Johan A. Nasiri menuturkan, keunggulan rumah berbahan plastik tersebut terdapat pada kemudahan merangkai. Selain itu, bahannya kuat meski ringan. Rumah tersebut juga diyakini bakal lebih tahan goyangan gempa. (Yn)