Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

BI Dukung Tax Amnesty

BIJAKARTA, PB - Bank Indonesia (BI) mendukung implementasi Undang-Undang No 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak (Tax Amnesty). Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan fiskal pemerintah dalam membiayai program-program pembangunan dan berpotensi menambah likuiditas perekonomian nasional yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi produktif di dalam negeri.


Kepala Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan pihaknya akan terus melakukan pendalaman pasar keuangan dengan menambah produk investasi dan lindung nilai (hedging) di pasar keuangan, memperkuat strategi pengelolaan moneter, dan mendorong sektor riil untuk memanfaatkan dana repatriasi secara optimal.


"Bank Indonesia juga akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah agar pelaksanaan UU Pengampunan Pajak termasuk repatriasi dana dapat bermanfaat bagi perekonomian nasional," jelasnya, Kamis (21/7/2016).


Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan bila ekonomi global diperkirakan tumbuh lebih lambat sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasca-referendum keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Keputusan Brexit juga berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi negara maju dan beberapa negara berkembang yang memiliki hubungan yang kuat dengan Inggris dan Uni Eropa.


"Selain berdampak pada ekonomi Inggris dan Uni Eropa, pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan India, yang memiliki pangsa ekspor cukup besar ke kawasan tersebut, diperkirakan dapat tumbuh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya," paparnya.


Di sisi lain, lanjut Tirta, di tengah pertumbuhan ekonomi AS yang membaik, dampak Brexit pada penguatan dolar AS diperkirakan mengurangi peluang kenaikan Fed Fund Rate (FFR), sehingga FFR diperkirakan hanya meningkat satu kali di akhir tahun 2016.


Di pasar komoditas, harga minyak dunia bergerak naik akibat penurunan produksi AS dan gangguan pasokan di beberapa negara. Ke depan, harga minyak diperkirakan masih berada pada level yang relatif rendah seiring permintaan yang masih lemah.


"Sementara itu, harga beberapa komoditas ekspor Indonesia membaik, khususnya batubara dan CPO," imbuhnya. [GP]