Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Bayi 9 Bulan Meninggal, Ini Dalih Pihak RSMY

RSMYBENGKULU, PB - Keluarga Edi Susanto (36) dan Yeti (30) yang baru saja berduka setelah anaknya, Abdulrahim Muhammad Yusup (9 bulan) meninggal di Rumah Sakit M Yunus (RSMY) mengeluhkan lambannya penangan kesehatan anaknya yang menyebabkan korban meninggal dunia. Baca juga: Pelayanan RSMY Lamban, Anak 9 Bulan Meninggal

Humas RSMY Sukarmen membantah hal tersebut. Ia berdalih bila keadaan bayi dari ruang IGD sudah dalam keadaan kritis dan pelayanan yang diberikan kepada bayi tersebut telah sesuai dengan prosedur yang ada.

"Sebenarnya pelayanan yang diberikan dari RSMY telah sesuai prosedur yang ada, kemudian saat si bayi dalam keadaan kritis dan keluarga pasien menjadi panik, kami mengakui adanya misscomunication antara petugas dan keluarga pasien saat melakukan tindakan pelayanan," kata Sukarmen.

Terkait pelayanan BPJS, Sukarmen juga menjelaskan bila pasien sejak awal dirawat melalui pelayanan umum selama beberapa hari di RSMY. Karena itu, pihak RSMY mencatat pasien masuk dalam kategori pelayanan umum, sementara kartu BPJS bisa digunakan setelah 14 hari pasca pendaftaran.

"Karena biaya membeli obat cukup mahal, keluarga pasien baru mengurus kartu BPJS, sedangkan saat pendaftaran menggunakan pelayanan umum, jadi BPJSnya belum terdaftar saat itu," ungkap Sukarmen.

Sukarmen juga membantah adanya penahanan terhadap jazad pasien. Hanya saja RSMY meminta jaminan kepada keluarga, sebab pihak rumah sakit mengaku sering kecolongan ketika mengeluarkan pasien yang belum melunasi biaya administrasi.

"Pihak RSMY tidak pernah menahan jasad pasien, hanya saja prosedur yang berlaku apabila keluarga pasien belum melunasi biaya administrasi dan ingin mengeluarkan jasad pasien dari rumah sakit pihak keluarga harus terlebih dahulu memberikan jaminan, sebab pihaknya sering kecolongan setelah jasad pasien dikeluarkan dari rumah sakit pasien tidak kembali melunasi biaya administrasi," jelasnya.

Meski demikian, di tempat terpisah pihaknya mengakui bila penanganan pasien tidak maksimal. Hal tersebut disampaikan Asisten Ombudsman RI Perwakilan Bengkulu Jaka Andika saat melakukan konfirmasi terkait dengan lambannya pelayanan di rumah sakit tersebut.

"Kami sudah mendapatkan konfirmasi langsung dari Wadir RSMY Zulki Mauluk yang menjelaskan bahwa pelayanan RSMY saat menangani pasien telah sesuai SOP (Standard Operating Prosedure-red) dan telah dilakukan secara maksimal namun memang mengakui adanya kelemahan rasa empati dari perawat terhadap pasien, dan saat pasien tersebut meninggal dunia, terjadilah keributan antara keluarga pasien dan petugas," ungkapnya. (Nurul Saadi)