Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Tiada Beriman Penyebar Kebencian

[caption id="attachment_17686" align="alignleft" width="178"]Muslimah bersahabat 1 Sumber foto: Internet[/caption]

BENGKULU, PB - Allah Yang Mahasuci dan Mahatinggi memerintahkan manusia untuk mencintai terhadap sesama. Sebagaimana seringkali diucapkan oleh Nabi Muhammad bahwa tiada beriman seseorang dari pengikutnya hingga ia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.

Disampaikan ustad Syaiful Mukhlis, orang yang gemar menyebarkan kebencian di tengah-tengah masyarakat bukan orang yang beriman. Penyebar kebencian tersebut, katanya, sama tidak berimannya dengan orang yang suka saling menyakiti, saling merendahkan dan saling menjatuhkan satu sama lain.

"Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang apabila kalian kerjakan kalian akan saling mencinta? Tebarkanlah salam diantara kalian.” kata ustad Syaiful mengutip hadis riwayat Muslim dari sahabat Abu Hurairah dalam khutbah yang disampaikannya di Masjid Al-Fuqan Penurunan, Jum'at (18/3/2016).

Salam, ustad Syaiful melanjutkan, memiliki makna yang begitu dalam bagi kehidupan manusia. Menurut dia, kata salam tidak hanya diartikan sebagai ucapan doa semoga keselamatan, keberkahan, dan kasih sayang dari Allah menyertai saudara sesama manusia. Salam, bagi dia, juga menggambarkan persaudaraan sesama muslim sebagai suatu bangunan yang kokoh.

"Lebih jauh tujuan salam itu ditujukan agar timbul rasa cinta diantara kita dengan saudara kita. Sebagaimana sabda Rasulullah, permisalan kaum mukminin dalam sikap saling mencintai, dan saling kasih sayang mereka sebagaimana satu badan. Apabila satu anggota badan sakit, seluruh anggota badan ikut merasakan, dengan tidak bisa tidur dan demam," ungkapnya mengutip hadis riwayat Muslim dari sahabat Nu’man bin Basyir.

Ia menjelaskan, perselisihan dan pertengkaran diantara sesama manusia kerapkali bersumber dari tiada dipahaminya hakikat ucapan salam. Akibat kalimat salam itu tak diresapi, ujarnya, maka wajar tumbuh dihati manusia rasa diri telah beriman, merasa diri paling benar, mudah merendahkan martabat sesama saudara seiman, selalu berprasangka buruk dan menggunjing keburukan orang lain.

"Dari Abdulloh bin Salam, Rasulullah bersabda, wahai sekalian manusia, tebarkanlah salam di antara kalian, berilah makan sambunglah tali silaturahmi dan shalatlah ketika manusia tidur malam, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat,” ungkap ustad Syaiful.

Ustad Syaiful menambahkan, maka sudah menjadi keutamaan bagi setiap manusia untuk memberikan salam. Mereka yang berkendaraan hendaknya memberikan salam kepada yang berjalan, yang berjalan kepada yang duduk, yang sedikit kepada yang banyak, yang muda kepada yamg lebih tua.

"Mencintai sesama adalah bentuk syukur kepada Allah. Sebagaimana orang mampu dipuaskan dan memuji nama Allah meski hanya dengan satu suap nasi ataupun meminum seteguk air. Maka dari itu mari hormati yang tua dan sayangi yang muda. Surga dengan taman yang beraneka warna telah menanti orang-orang yang mampu melaksanakan ketentuan ini diakhirat nanti," pungkasnya dan menutup khutbah dengan doa. [RN]