Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Riwayat Bakso Solo Simpang Lima Ratu Samban

Pernah Dikejar-kejar Satpol PP, Berharap Tempat Usahanya Dipercantik

Bakso Simpang Lima Bakso merupakan jajanan umum yang digandrungi oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, tak terkecuali di Provinsi Bengkulu. Salah satu warung bakso yang menjadi tempat favorit warga Kota Bengkulu adalah Bakso Solo Simpang Lima Ratu Samban. Meski sekarang telah menempati tempat permanen di pusat lalu lintas keuangan di Kota Bengkulu, namun tak banyak yang tahu bahwa Bakso Solo ini dahulu berasal dari jalanan.

DHEWI SANDRA JUWITA, Kota Bengkulu

SULARTI (41) sedang memotong daging tetelan sapi ketika dikunjungi di Bakso Simpang Lima Ratu Samban Jalan Fatmawati Kelurahan Penurunan. Saat itu pembeli belum lagi penuh. Sementara Kusnanto (47), sang suami, sedang menanti pengujung selesai melahap baksonya masing-masing di kursi kasir.

"Saya memulai usaha ini pada tahun 1995 yang lalu atau sudah 21 tahun yang lampau. Bersama mantan suami saya, kami awalnya berjualan bakso dengan gerobak keliling di kawasan Kelurahan Penurunan, Anggut dan Soeprapto," kata Sularti mengawali kisah warung baksonya yang selalu dilirik orang ketika melintasi Simpang Lima Ratu Samban Soeprapto, Sabtu (5/3/2016).

Berbagai dinamika hidup telah dilewati Sularti selama 21 tahun menjajakan makanan yang berbahan daging giling ini. Ia semula mangkal di bawah pohon mangga tepat di belakang Masjid Baiturrahim, tak jauh dari tempatnya yang sekarang sejak pagi, hingga siang hari. Ketika matahari mulai bergerak ke barat, baru ia bersama suami berkeliling mendorong gerobak mencari pelanggan.

"Kalau keliling sampai malam kami sering diusir sama Satpol PP. Karena waktu itu kami kekurangan dana untuk membuka usaha. Kami sempat menjual rumah untuk menghimpun modal dan kemudian kami jualan di depan Telkom selama dua tahun lantas digusur tanpa ada solusi kami akan pindah kemana," kenangnya penuh haru.

"Ketika ada razia, gerobak kami sering disita dan dibawa ke Kantor Satpol PP. Saat itu kami sering mengalami kerugian besar. Sesekali kami harus bersembunyi di gang-gang rumah warga agar gerobak kami tidak diangkut," sambung Sularti.

Sejak itulah, ketika merasa mempunyai modal yang cukup, pada tahun 2001, Sularti menyewa sebuah rumah tepat di Simpang Lima Ratu Samban dan menjalankan usahanya secara permanen di satu tempat. Tak lama berselang, suaminya yang pertama meninggal. Ia kemudian memutuskan untuk menikah dengan Kusnanto. Seiring sejalan, usaha bakso yang memiliki pelanggan dari seluruh penjuru daerah di Kota Bengkulu ini terus berkembang pesat.

"Selama 15 tahun kami berusaha disini tidak pernah ada sentuhan dari pemerintah. Tapi kami setiap bulan selalu menyetorkan pajak sebesar Rp 349 ribu untuk pajak makanan dan Rp 25 ribu untuk retribusi sampah," ungkapnya.

Jangan tanya soal kelezatan rasa. Bakso Solo Simpang Lima Ratu Samban cocok dengan lidah semua kalangan, baik dari yang muda hingga yang tua. Dalam beberapa tahun terakhir, Sularti menambah menu jajanannya dengan mie ayam. Meski terletak di tempat yang strategis dimana keanggunan Simpang Lima Ratu Samban sebagai pusat kota tampak jelas, namun harga Bakso Solo Sularti sangat pas di kantong kalangan bawah.

Misalnya bakso urat atau telur dibandrol dengan harga Rp 13 ribu dan bakso spesial Rp 16 ribu. Sedangkan untuk mie ayam hanya Rp 10 ribu. Untuk minuman tersedia es jeruk, es teh, aneka juice dan minuman kemasan botol. Bakso Solo Simpang Lima Ratu Samban melayani pelanggannya dari sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 21.30 WIB.

Meski Sularti dan Kusnanto bersyukur dengan rezeki yang mereka dapatkan saat ini, namun bukan berarti usaha yang mereka tekuni tak menemui kendala. Misalnya, mereka seringkali kewalahan ketika pelanggan mendatangi warung mereka secara serentak pada jam makan siang dan malam atau akhir pekan yang membuat parkiran Bakso Solo Simpang Lima Ratu Samban penuh sesak bahkan meluber ke jalan raya.

Sularti mengaku pasrah bilamana pemilik rumah yang menyewakan tempat kepadanya tidak bersedia memperpanjang kontrak sewa rumah. Ia pun tidak merasa keberatan, bahkan sedikit berharap bilamana pemerintah bersedia memberikan sentuhan untuk mempercantik tempat usahanya yang strategis agar kawasan Simpang Lima Ratu Samban bisa tampak semakin anggun. [**]

Bakso Simpang Lima II