"Kita melihat valentine day ini adalah salah satu sarana atau proses liberalisasi dan kebebasan di kalangan remaja. Ini juga sebenarnya ditransfer dari budaya barat kepada kaum Muslim. Sekarang jalur liberalisasi sudah sedemikian marak, apalagi sekarang sudah ada bentuk baru dari liberalisme yaitu neolitik yang lebih modern lagi. Salah satunya LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender)," kata Ketua DPD Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Provinsi Bengkulu, Indah Kartika Sari, Minggu (7/2/2016).
Dalam peringatan hari valentine ini, ada acara yang berupa tukar kado atau pesta. Indah mengkhawatirkan acara yang dilakukan para remaja ini berganti dengan tukar kondom dan sex bebas. Jika sudah begini, maka bukan tidak mungkin, akan berujung pada aborsi.
"Sejatinya aborsi adalah salah satu perbuatan yang sangat dilaknat oleh Allah SWT," tambahnya.
Pembicara lain dalam diskusi tersebut adalah Ustadz Budi Utomo dan Mastur Adhy Sudrajat. Sama dengan Indah, mereka berharap dengan adanya acara ini remaja semakin sadar dan tahu dengan perilaku-perilaku menyimpang yang sudah menjadi budaya.
"Hari kasih sayang itu bukan hanya tanggal 14 Februari. Valentine sendiri tidak ada di dalam Islam. Makna Valentine berasal dari nama Santo Valentino. Dibuatnya Hari Valentine untuk mengenang Santo tersebut," tegas Uztad Mastur Adhy Sudrajat. [Rizky Febrianty]