Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Penertiban PKL, Kedepankan Otak Ketimbang Otot

Penertiban Satpol PP di PanoramaBENGKULU, PB - Menyikapi benang kusut Pasar Panorama, Pemerintah Kota berkomitmen untuk membangun dialog dengan para pedagang kaki lima (PKL). Pendekatan penertiban dengan menggunakan otot akan ditinggalkan. Pendekatan santun dengan mencurahkan kemampuan otak dan diskusi bekelanjutan akan diterapkan.

Baca juga : Benang Kusut Pasar Panorama

"Pak Wali sudah menyampaikan bahwa Pemerintah Kota akan mengutamakan dialog dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Termasuk dalam penataan pasar. Pak Wali tidak ingin lagi ada kesan bahwa penertiban yang dilakukan oleh Pemerintah Kota adalah bentuk penggusuran dan penindasan," kata Kabag Humas Setda Kota, Salahuddin Yahya, Senin (22/2/2016).

Bilamana pun akibat pendekatan cara persuasif tersebut membuat Pemerintah Kota gagal meraih penghargaan bergengsi seperti Piala Adipura, lanjutnya, namun konsekuensi tersebut telah siap ditanggung. Kenyamanan dan kemandirian rakyat dalam berusaha dinilai jauh lebih pantas diprioritaskan ketimbang meraih penghargaan bergengsi namun membiarkan rakyat mati.

Baca juga : Berjualan di Jalan, PKL Panorama Diimbau Masuk ke Pasar

"Semangatnya adalah membangun dengan hati. Formulasinya masih dirumuskan. Bisa jadi akan ada dialog terus menerus antara para PKL dengan kepala daerah atau pemberian sejumlah fasilitas yang tidak memberatkan anggaran pemerintah," ucapnya.

Pendekatan yang sama, Salahuddin melanjutkan, juga akan dikedepankan dalam merespon berbagai persoalan-persoalan kerakyatan lainnya. Misalnya seperti gelandangan, pekerja seks komersi (PSK), bahkan terhadap ritel besar seperti Indomaret.

Baca juga : Praktek Prosititusi Terselubung Air Sebakul Masih Berjalan

"Ada keinginan yang kuat dari kepala daerah agar hubungan emosional yang harmonis antara pemerintah dengan rakyatnya itu bisa terbangun. Untuk menyelesaikan masalah PSK kita ajak kepolisian dan ulama, demikian juga dengan yang lain-lain," demikian Salahuddin. [RN]