Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Arastra, Penabuh Dol di Panggung Dunia

 HMS_0678 HMS_0663

BENGKULU, PB - Nama Sanggar Seni Arastra (Art Association Traditional) Bengkulu kian berkibar setelah penampilannya "menggetarkan" panggung Solo International Contemporary Ethnic Music (SIEM) Festival 2010 yang diadakan di Solo, Jawa Tengah.

Tonton videonya: Sanggar Arastra (Art Association Traditional) Bengkulu dan Festival Dol 2014

Seni musik dan tari daerah Bengkulu itu terus mendapat sambutan meriah dan kesempatan tampil diberbagai event kesenian. Tahun 2015 lalu, Arastra pentas dihadapan ribuan pecinta musik tradisional di Sawahlunto International Music Festival (SIMFes) Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.

Kesenian Bengkulu itu mendapatkan tempatnya di panggung dunia. Sanggar seni yang berdiri sejak 02 Februari 1982 itu telah pentas dibeberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Australia dan Uni Emirat Arab. Penampilannya mengharumkan etnik musik tradisional dan daerah Bengkulu.

Dibawah asuhan Syukri Ramzan, seni musik tradisional ini telah meraih berbagai prestasi nasional daninternasional. Musisi yang telah mendapatkan berbagai penghargaan itu seperti The Best Performance Festival Musik Etnis Hitam Putih,Tahun 2007, The Best Performance Solo International Ethnic Music ( SIEM ) Tahun 2007, Penyaji Terbaik Festival Musik Nusantara, Tahun 2006, terus mengembangkan seni tari dan Dol menjadi musik contemporery.

Tabuhan musik Dol yang dulu hanya digunakan saat upacara Tabot di bulan Muharram itu kini dipopulerkan sebagai musik etnik Bengkulu. Musik Dol semakin diperkaya dengan berbagai tambahan instrukmen musik dan juga seni tari memberikan kesan contemporery pada musik tradisionil.

Salah satu pelakon dan pelatih musik Dol Arastra Evi Sukri mengakui bahwa penambahan alat musik pukul (perkusi), tasa dan tom-tom dengan instrumen ritmis Sumatera yang berasal dari luar tradisi musik Dol tersebut membuat musik etnik lokal lebih terbuka dan dinamis untuk dinikmati.

"Awalnya Sanggar Seni ini bernama Mayangsari. Namun (sejak tanggal 03 Juli 2010-red) dirubah menjadi Arastra hingga saat ini. Sekarang dipimpin oleh Sukri Ramzan. Tujuannya sanggar ini dibentuk adalah melestarikan kesenian Bengkulu," ungkapnya, Sabtu (27/2/2016).

Ia menambahkan, sejak didirikan sebagai pusat pelatihan dalam pengembangan seni musik dan tari daerah Bengkulu, telah mengembangkankannya menjadi instrumen musik yang berbeda dari awalnya seperti Dol Buai 2.  Tabuhan musik Dol diminan dengan ritmis Sumatera memberikan nuansa yang lebih kaya, hidup dan bergelombang.

Ditambahkan Evi bahwa salah satu semangat pengembangan musik tersebut untuk melestarikan musik Dol dari generasi ke generasi. Karena itu, Arastra banyak menerima kalangan pelajar. "Banyak anak-anak sekolahan yang berlatih disini," tuturnya.

Meskipun motivasi para pelajar kebanyakan sebatas tugas sekolah, namun tuntutan melestarikan tabuan Dol tetap menjadi keharusan zaman. Karenanya, berbagai group dibentuk untuk mendorong kecintaan pelajar kepada musik tradisional yang berabad tersebut.

"Total grup perhari itu bisa mencapai 10 grup dan jumlah siswa mencapai 400 siswa. Ditiap grup terdiri dari 12 orang, kami bagi dalam 1 grup terdiri dari 7 penari dan sisanya memainkan musik. Durasi latihan biasanya dua minggu sekali, untuk jadwal latihannya tinggal menyesuaikan mereka," jelasnya.

Para pelajar tersebut kebanyakan berasal dari sekolah favorit seperti SMA 7 Kota Bengkulu, SMA 10 Kota Bengkulu, SMA 3 Kota Bengkulu, SMA 4 Kota Bengkulu dan SMP 6 Kota Bengkulu, SMP 14 Kota Bengkulu, SMP 20 Kota Bengkulu, serta SMP 5 Kota Bengkulu. Mereka mendanai kebutuhannya sendiri.

"Kami biasanya dapat job untuk pentas di tingkat nasional bahkan Internasional. Salah satu contoh tahun depan kami di undang Ke Singapura dalam acara Kelompok Kecintaan Baca Anak tahun 2017," ungkapnya.

Meski telah mengukir banyak prestasi, Evi dan para seniman lokal berharap perhatian besar Pemerintah Daerah untuk mengembangkan kesenian lokal di tengah gempuran musik global.  Ia berharap ada perhatian dan dukungan khusus agar dapat mengharumkan nama Provinsi Bengkulu di tingkat nasional hingga internasional.

"Kami sebagai pekerja seni hanya ingin perhatian yang nyata dan penghargaan sebaik-baiknya dari Pemerintah agar kesenian lokal ini dapat mengangkat martabat daerah," tutupnya. [RPHS]

20160226_160539 20160226_160408