Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Profesor Bukan Orang Cerdas

IST - Ustad Muhammad Uyun saat menjadi imam di Masjid At Taqwa Kelurahan Anggut AtasBENGKULU, PB -  Ibarat lagu, dunia adalah panggung sandiwara. Namun dalam menjalankan perannya dalam kehidupan di dunia, banyak manusia yang tertipu atau menipu dirinya sendiri dengan kegemerlapan dunia.

"Sebagaimana tertulis dalam Al-Qur'an, dunia adalah tempat senda gurau belaka. Senda gurau adalah anonim dari keseriusan. Artinya, kehidupan dunia ini adalah palsu. Kehidupan dunia ini tidak lain kesenangan menipu," kata Ustad Muhammad Uyun dalam khutbahnya di Masjid At-Taqwa Kelurahan Anggut Atas, Jum'at (29/1/2016).

Orang yang cerdas dalam kehidupan yang sementara ini, lanjut Uyun, bukanlah profesor maupun doktor. Menurut dia, orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa ingat akan kematian atau orang yang paling siap dalam menghadapi kematian.

"Orang yang tak pernah ingat mati, kekayaan dan harta membuatnya terlena. Orang yang tak pernah siap menghadapi kematian, tak pernah bersedia menyerahkan hartanya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sebaliknya, orang yang ingat akan kematian, kekayaan akan membuatnya tawadu'," ujarnya.

Ia pun mengimbau kepada para jamaah Jum'at untuk menyeimbangkan antara kehidupan dunia yang sementara dengan kehidupan akherat yang selama-lamanya. Menurutnya, orang yang paling berbahagia adalah orang yang menjadikan dunia sebagai sarana untuk mencapai keridhoan Allah di akherat, bukan sebagai tujuan akhir dalam hidupnya.

"Semua yang hidup di dunia ini akan sirna. Janganlah kita mau tertipu dengan kenikmatan dunia yang sementara, apalagi dipakai untuk saling menyombongkan diri. Kalau kita larut dengan permainan dunia, kita akan semakin jauh dari Allah. Makanya jangan heran banyak anak muda yang korupsi untuk memenuhi gaya hidupnya yang mewah," kritiknya.

Ustad Uyun menambahkan, dalam perjalanan kehidupan manusia, seseorang akan melewati beberapa fase kehidupan. Yang pertama adalah Ilmu. Fase ini berlangsung pada saat umur 1-8 tahun. Kedua adalah sifat lalai. Fase ketiga adalah memakai perhiasan berlebihan. Fase ini akan dialami oleh kaum wanita.

Fase keempat adalah bermegah-megahan. Fase ini akan dialami oleh kaum pria usia 25 sampai 32 tahun. Fase kelima adalah memperbanyak harta dan keturunan, fase ini akan dialami kaum pria usia 33 sampai 45 tahun. Kemudian fase terakhir adalah memperhatikan kepentingan anak dan cucunya demi kepentingan pribadi, fase ini akan terjadi pada usia 45 sampai 60 tahun keatas.

"Kita harus selalu mengingat Allah. Jangan hanya menyibukkan diri dengan kepentingan dunia tetapi harus juga memikirkan kehidupan akhirat. Dengan demikian kita tahu apa hal-hal yang substantif dalam hidup ini. Hanya dengan senantiasa mengingat Allah kita bisa bahagia, baik di dunia, maupun di akherat," demikian Uyun. [Theo Jati Kesumo]