Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Prestasi Guru Bengkulu Cukup Membanggakan

[caption id="attachment_10989" align="alignleft" width="300"]dua-kali-rahmiati-guru-sman-i-paringin-telah-dua-kali-menerima-penghargaan-sebagai-guru-teladan-tingkat-kabupaten-balangan-tahun-2007-rahmiati-dinobatkan-menjadi-guru-teladan-ii-t (1) IST/Rahmiati, guru teladan asal Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.[/caption]

BENGKULU, PB- Ketua Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGRI) Provinsi Bengkulu, Sudarwan Danim mengatakan ditengah keterbatasan sarana dan prasarana yang diberikan oleh pemerintah daerah, prestasi para guru di Bengkulu cukup membanggakan.


"SDM kita sudah cukup bagus karena sudah sarjana semua, dan guru di Bengkulu sudah sering mendapatkan prestasi ditingkat nasional, contohnya ditahun ini kita juara satu tingkat nasional untuk kategori guru pengawas, untuk  Tutor Paket A Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015 kita juara. Dan Porwil guru Bengkulu juga raih juara tiga nasional," katanya Sudarwan.


Lanjutnya, tak hanya ditahun 2015 saja, pada tahun sebelumnya guru di Bengkulu sudah menolehkan prestasi-prestasi ditingkat nasional.


"Pada tahun 2014 yang lalu pernah juara nasional Forum Ilmiah Guru dan juara nasional Olimpiade Sains Nasional Guru (OSN). itu menunjukkan bahwa guru Bengkulu secara relatif sudah bisa bersaing ditingkat nasional," ujar Dia.


Tambahnya, kendala-kendala untuk memajukan dunia pendidikan mesti menjadi perhatian pemerintah, sebab PGRI mencatat masih banyak guru di pelosok Indonesia yang belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.


"Soal pendidikan Malaysia jauh lebih hebat daripada kita, sebab guru kita masih kurang mendapatkan perhatian, harusnya kita memberikan perimbangan agar bisa lebih maju meski tidak sepesat negara tetangga. Bisa disaksikan di beberapa tempat guru kita harus bekerja tanpa penerangan (listrik), teknologi, tidak ada jaringan handphone dan tempat membeli buku juga tidak tersedia kemudian ditambah dengan masyarakat yang belum menciptakan lingkungan pendidikan akibatnya lebih mementingkat urusan perut ketimbang membangun kualitas pendidikan," pungkasnya. [MS]