Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Menyalakan Kembali Nilai-nilai Kepahlawanan

Wakil Wali Kota Bengkulu Patriana SosialindaBENGKULU, PB - Pemerintah Kota Bengkulu akan memperingati Hari Pahlawan tahun 2015 dengan menggelar upacara dan tabur bunga di makam pahlawan. Hal ini dipastikan langsung oleh Wakil Wali Kota, Patriana Sosialinda, kepada Pedoman Bengkulu, Senin (9/11/2015).

Upacara dan tabur bunga sendiri merupakan ungkapan rasa dan terimakasih kepada para pahlawan yang telah gugur di medan perang. Banyaknya pahlawan yang gugur membuktikan bahwa kemerdekaan yang diraih oleh bangsa Indonesia bukan hadiah atau pemberian dari pihak manapun, tetapi melalui proses yang heroik dan pengorbanan yang luar biasa besar.

Wakil Ketua DPRD Kota Bengkulu, Teuku Zulkarnain, menyatakan, peringatan Hari Pahlawan merupakan momentum untuk mengenang Pertempuran Surabaya 10 November 1945 antara milisi Indonesia melawan pasukan asing. Pertempuran ini merupakan konflik bersenjata skala besar pertama antara Indonesia dan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

"Saat itu semua pahlawan kita mendahului kepentingan bangsanya daripada kepentingan pribadi dan golongan," ucap Teuku.

Dalam pandangan Teuku, nilai-nilai kepahlawan tersebut layak untuk dinyalakan kembali ditengah banyaknya watak dan karakter para pejabat publik yang membawa kepentingan kelompok serta pribadinya lebih daripada kepentingan bangsa dan negara.

"Akhirnya nasionalisme atau semangat kebangsaan hanya menjadi jargon. Peringatan Hari Pahlawan berhenti sebetas seremoni belaka," ungkap politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Dia menjelaskan, bilamana nilai-nilai kepahlawan tak lagi dijadikan sebagai pedoman, maka jangan heran bilamana kepentingan kelompok dan golongan akan kembali memecah belah bangsa Indonesia sebagaimana kondisi nusantara sebelum penjajahan masuk.

"Hari ini kita lihat potensi perpecahan itu sudah mulai membesar. Seperti perbenturan kepentingan kelompok melalui partai politik, konflik antara syiah dan wahabi, konflik kesukuan dalam pemilihan kepala daerah, semua ini akan menjadi bom waktu bila kita biarkan," demikian Teuku. [Rudi Nurdiansyah]