Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Pertalite Bukan BBM Bersubsidi

[caption id="attachment_139" align="alignleft" width="300"]Ilustrasi Ilustrasi[/caption]

JAKARTA - PT Pertamina sudah mendapatkan lampu hijau untuk memasarkan BBM baru bernama pertalite. Rencananya BBM dengan RON 90 ini akan mulai diedarkan pasca Lebaran tahun ini. Sama dengan pertamax, pertalite merupakan BBM nonsubsidi. Diperkirakan harga pertalite berada di angka Rp 8.500.

VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menjelaskan, pertalite adalah tambahan opsi bagi pelanggan atas produk pertamax dan premium yang selama ini paling banyak digunakan pelanggan. Pasalnya, kualitas minyak berwarna hijau ini sedikit di bawah pertamax dan di atas premium.

"Pertalite nonsubsidi. Penetapan harganya tentu sama seperti dengan kompetitor kita, badan usaha lain yang memiliki produk nonsubsidi. Secara simpel ya produk ini nantinya akan dipasarkan dengan mekanisme penetapan harga sama seperti pertamax series," demikian Wianda menjelaskan, Jumat (26/6).

Sayang, Wianda mengaku belum tahu pasti volume pertalite yang akan di-launching di 3 kota besar ini. Sebab, Pertamina masih akan fokus pada pemenuhan kebutuhan stok BBM untuk Lebaran mendatang. "Volume belum tahu. Kita saat ini fokus pada Lebaran dulu. Yang arus mudik dan arus balik. Baru habis itu kita lihat kebutuhan di lapangan," katanya.

Terkait kesiapan di lapangan, ia mengklaim perusahaan minyak plat merah ini telah menyiapkan dispenser khusus pertalite di sejumlah SPBU. Namun, ia pastikan peluncuran pertalite tidak akan mengganggu stok untuk premium. "Kita nggak mau mengurangi volume produk yang sudah ada di SPBU. Kita lihat yang sales paling rendah apa. Misal solar yang paling rendah sales-nya, ya dispenser solar kita gunakan salah satunya untuk pertalite. Itu saja. Premium tetap volumenya," paparnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja juga sempat menyatakan, jika perizinan pertalite ini telah rampung. "Tinggal kesiapan Pertamina di lapangan diserahkan kepada mereka," ujarnya.

Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik Indonesia (Puskepi) Sofyano Zakaria mengatakan, pertalite bisa dijadikan salah satu BBM alternatif nonsubsidi untuk mengimbangi pertamax dan pertamax plus. "Pertalite ini alternatif bagi masyarakat untuk memilih BBM," ucapnya.

Ia berharap, distribusi dan peredaran BBM pertalite harus mampu memberi nilai tambah yang positif bagi masyarakat dan Pertamina. "Dengan begitu, ketika menjual pertalite, idealnya Pertamina harus mampu memperoleh laba meskipun BUMN tersebut diberikan penugasan oleh negara," singkatnya.

Sedangkan Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Noergadjito mengatakan, dari sisi oktan, pertalite jauh lebih baik dibandingkan dengan premium. "Akan lebih bagus kalau pengendara pakai pertalite," sarannya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, isu seputar energi dan pemanfaatan teknologi terbarukan dalam industri otomotif sedang marak diangkat. Salah satunya dalam pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 20 Agustus 2015 akan ada konferensi tentang energi. "Tema pameran tahun ini pun tak jauh dari mobil pintar yang mengedepankan bahan bakar efisien dan ramah lingkungan," pungkasnya.(Subakat)