Di tengah arus globalisasi dan persaingan ekonomi yang kian ketat, koperasi kembali menjadi harapan baru bagi masyarakat Bengkulu untuk memperkuat ekonomi berbasis kearifan lokal. Koperasi bukan sekadar lembaga ekonomi, melainkan wadah gotong royong yang berakar kuat pada nilai-nilai kebersamaan dan keadilan sosial — nilai yang sejak lama tertanam dalam adat istiadat masyarakat Bengkulu.
1. Menghidupkan Semangat Gotong Royong ala Bengkulu
Masyarakat Bengkulu dikenal dengan tradisi sakai sambayan — gotong royong yang tulus untuk membantu sesama. Semangat inilah yang harus menjadi roh Koperasi Merah Putih di Bengkulu. Koperasi bukan hanya tempat bertransaksi, tetapi ruang kebersamaan untuk saling menopang ekonomi keluarga dan masyarakat. Dengan menghidupkan kembali semangat sakai sambayan, koperasi dapat menjadi wadah solidaritas ekonomi yang kokoh dan berkeadilan.
2. Transformasi Digital dan Kewirausahaan Daerah
Langkah efektif berikutnya adalah digitalisasi koperasi. Banyak koperasi di Bengkulu masih berjalan dengan sistem manual, sehingga kurang efisien dan sulit berkembang. Dengan membangun platform digital koperasi Merah Putih Bengkulu, anggota dapat bertransaksi, melaporkan keuangan, dan memasarkan produk lokal secara daring.
Selain itu, koperasi harus membuka pelatihan kewirausahaan bagi anggotanya — seperti pengolahan hasil pertanian, kerajinan khas Bengkulu, hingga pariwisata berbasis masyarakat (community-based tourism). Dengan cara ini, koperasi menjadi motor tumbuhnya ekonomi kreatif daerah.
3. Kemitraan Strategis dan Pendampingan Profesional
Pemerintah provinsi, perguruan tinggi, dan dunia usaha perlu menjadi mitra aktif koperasi. Universitas Bengkulu dan lembaga-lembaga riset lokal dapat berperan dalam memberikan pendampingan manajemen, pelatihan keuangan, serta riset pasar.
Koperasi Merah Putih juga dapat bermitra dengan BUMN dan BUMD dalam rantai pasok produk unggulan daerah, seperti kopi Bengkulu, ikan laut, rotan, atau kain besurek. Dengan demikian, koperasi menjadi jembatan antara pelaku usaha kecil dan pasar nasional maupun internasional.
4. Penguatan Identitas Koperasi Merah Putih
Nama Merah Putih bukan sekadar simbol, tetapi identitas kebangsaan yang harus dihidupkan dalam semangat koperasi. Artinya, koperasi Bengkulu harus menjunjung nilai nasionalisme ekonomi — mencintai produk lokal, memberdayakan masyarakat desa, dan menolak praktik ekonomi yang merugikan rakyat kecil.
Nilai-nilai adat seperti musyawarah mufakat, kejujuran dalam jual beli, dan kepedulian sosial harus menjadi prinsip kerja koperasi. Dengan cara ini, koperasi tidak kehilangan akar budaya, melainkan menjadi cermin kepribadian Bengkulu yang santun, gotong royong, dan berdaulat secara ekonomi.
5. Mendorong Regenerasi dan Kepemimpinan Muda
Salah satu tantangan koperasi adalah regenerasi. Koperasi sering dianggap organisasi “orang tua”. Untuk itu, koperasi Merah Putih Bengkulu perlu melibatkan generasi muda — mahasiswa, pelaku UMKM muda, dan komunitas digital lokal — agar koperasi tidak hanya kuat di akar, tetapi juga dinamis dan inovatif di puncak.
Program seperti Koperasi Goes to Campus atau Koperasi Start-Up Hub dapat menjadi langkah nyata untuk mempertemukan semangat muda dengan nilai-nilai luhur ekonomi gotong royong.
Koperasi sebagai Jalan Kemandirian Bengkulu
Koperasi Merah Putih Bengkulu bukan sekadar lembaga ekonomi; ia adalah gerakan moral dan budaya yang menegakkan kembali jati diri masyarakat Bengkulu — berdaya tanpa meninggalkan nilai, maju tanpa kehilangan akar.
Dengan memadukan semangat adat sakai sambayan, inovasi digital, kemitraan strategis, dan partisipasi generasi muda, Bengkulu dapat menjadikan koperasi sebagai motor kemandirian ekonomi dan simbol kebangkitan daerah. Wallahu a'lam.
Teluk Segara, 18 Oktober 2025
Saeed Kamyabi
Inisiator Sistem Ekonomi Langit
