PedomanBengkulu.com, Jakarta - pada Selasa 24 Juni 2025 Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) untuk mempercepat pembangunan di Pulau Enggano, pulau terluar di barat daya Sumatera. Inpres ini menjadi sinyal kuat kehadiran negara dalam menjawab tantangan nyata yang dihadapi masyarakat Enggano, termasuk keterisolasian akibat terbatasnya akses transportasi laut.
Dalam pernyataannya, Presiden menyampaikan, “Saya berharap Masyarakat Enggano tetap semangat, kita akan terus bantu dan mendorong pembangunan di Enggano. Sekarang ini saya tanda tangan, ingin untuk mempercepat pelancaran pembangunan di Enggano. Bismillahirrahmanirrahim.”
Salah satu langkah konkret yang mendukung Inpres ini adalah percepatan pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu, yang selama ini menjadi jalur utama logistik ke Pulau Enggano. Pendangkalan alur pelayaran telah menyebabkan terhentinya layanan kapal penumpang dan barang sejak Maret 2025, membuat lebih dari 4.000 warga Enggano terisolasi dan mengalami krisis ekonomi.
Pengerukan alur pelabuhan kini tengah berlangsung, menggunakan kapal keruk berkapasitas besar seperti CSD Costa Fortuna 3 dan AHT Costa Fortuna 5. Targetnya adalah mencapai kedalaman hingga minus 12 meter agar kapal logistik dan BBM dapat kembali bersandar secara normal. Pemerintah menargetkan pengerjaan rampung pada akhir Juni 2025, meskipun cuaca menjadi tantangan utama.
Pemerintah Provinsi Bengkulu dan DPR RI terus mendesak PT Pelindo untuk mempercepat progres pengerukan yang dinilai masih lambat⁽⁵⁾. Sementara itu, distribusi logistik dan penumpang sementara dibantu oleh kapal kecil milik Basarnas, TNI AL, dan KSOP.
Dengan sinergi antara Inpres Presiden Prabowo dan percepatan pengerukan Pelabuhan Pulau Baai, diharapkan Pulau Enggano segera keluar dari keterisolasian dan memasuki babak baru pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.