Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Pahlawan Nasional, Senator Riri Usulkan Nama Baru

Riri Damayanti John Latief


PedomanBengkulu.com - Provinsi Bengkulu membutuhkan lebih banyak kenangan manis akan tingginya semangat heroik nenek moyangnya yang gagah berani dalam melawan dan mengusir penjajahan melalui penetapan anugerah gelar pahlawan nasional yang setiap tahun digelar di Istana Negara, Jakarta.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief menuturkan, ada sementara pahlawan yang mempertaruhkan nyawanya untuk membebaskan rakyat Bengkulu dari penindasan Inggris yang begitu buruk pada tanggal 27 Desember 1807 namun masih terabaikan.

"Ada yang menyebut namanya sebagai Si Anyut dan Raja Lelo alias Si Banjar, bersama Adipati Sukarami. Mereka yang menggerakkan perjuangan masyarakat yang protes atas kebijakan sistem tanam paksa kopi," kata Hj Riri Damayanti John Latief mengutip buku Sejarah Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme di Daerah Bengkulu, Arsip Nasional 1982, Rabu (10/11/2021).

Wakil Bendahara III Ikatan Keluarga Seluma, Manna, Kaur (SEMAKU) ini menerangkan, dalam mengenang perjuangan yang menewaskan Thomas Parr selaku Resident Inggeris yang terkenal bertangan besi itu, monumen yang berdiri justru menyebut pejabat penjajah tersebut sebagai pahlawan.

"Saya kira ini penting diluruskan. Tidak pas dibiarkan orang yang memanggang rakyat di bawah matahari untuk mensukseskan kebijakan sistem tanam paksa kopi itu diberi gelar pahlawan sementara putra Bengkulu yang melawannya tidak diberi gelar apa-apa," sampai Hj Riri Damayanti John Latief.

Memberi gelar pahlawan kepada sosok yang berjasa memimpin sebuah pertempuran hebat melawan penjajahan, Alumni Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini melanjutkan, merupakan salah satu bentuk usaha yang sungguh-sungguh dalam menghargai jasa para pahlawan.

"Setelah sukses memimpin perlawanan dan membunuh Thomas Parr, Adipati Lagan, Pagar Dewa dan Sukarami diikat di bibir meriam dan dibunuh dengan cara yang tragis. Rumah-rumah penduduk dibakar. Presiden punya cukup alasan memberi gelar pahlawan nasional kepada orang-orang yang bertaruh nyawa untuk rakyat tersebut," papar Hj Riri Damayanti John Latief.

Perempuan berparas anggun yang digelari Putri Dayang Negeri oleh Masyarakat Adat Tapus ini juga memberikan dukungan kepada Pemerintah Provinsi yang mengusulkan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan lainnya untuk diangkat sebagai pahlawan nasional asal Bengkulu.

"Semakin banyak semakin bagus supaya orang mengenal Bengkulu ini bukan dari gempanya, tapi dari ketegasan, kegigihan dan kekesatriaan masyarakatnya dalam melawan penjajah dan membangun Indonesia yang berdaulat," demikian Hj Riri Damayanti John Latief.

Sebagai informasi, Presiden setiap tahun memberikan anugerah gelar pahlawan nasional dalam sebuah upacara penganugerahan di Istana Negara, Jakarta, tepat pada Hari Pahlawan, atau setiap tanggal 10 November. [Muhammad Qolbi]