Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

ASEAN Prioritaskan Perlindungan Pekerja Migran dan Promosi Budaya Damai

SEKRETARIS Kemenko PMK, Y.B. Satya Sananugraha, menghadiri jalannya sidang Pejabat Tinggi Sosial Budaya ASEAN ke-23 pada tanggal 11-12 September 2017 lalu di Tagaytay, Filipina.

Sidang Pejabat Tinggi Sosial Budaya ASEAN atau Senior Officials Meeting for ASCC (SOCA) merupakan pertemuan rutin Pilar Sosial Budaya ASEAN dalam rangka membahas draf deklarasi ASEAN yang akan direkomendasikan pada Pertemuan Tingkat Menteri Dewan Sosial Budaya ASEAN KE-18 sebelum diajukan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-31 pada bulan November 2017 mendatang.

Dalam pertemuan ini, Seskemenko PMK bertindak sebagai SOCA Leader Indonesia yang memimpin delegasi Republik Indonesia dalam sidang SOCA ke-23. Sidang ini dihadiri oleh para pejabat tinggi sosial budaya dari sepuluh Negara anggota ASEAN. Setelah melalui proses negosiasi yang cukup panjang, sidang SOCA ke-23 berhasil secara konsensus melakukan finalisasi dan secara konsensus mendukung sebelas draf deklarasi tingkat ASEAN yang akan di-endorse pada Pertemuan Tingkat Menteri Dewan Sosial Budaya ASEAN KE-18.

Dua dari sebelas deklarasi yang paling menonjol dalam pembahasan Sidang SOCA ke-23 adalah dokumen ASEAN Consensus on the Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers dan dokumen ASEAN Declaration on ‘Culture of Prevention’ for a Peaceful, Inclusive, Resilient, Healthy and Harmonious Society.

Sebagai dokumen perlindungan pekerja migran yang pertama pada lingkup regional ASEAN, ASEAN Consensus on the Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers yang akan ditandatangani oleh para pemimpin Negara ASEAN pada KTT ASEAN ke-31 akan menjadi tonggak kebijakan untuk meningkatkan sistem perlindungan dan kesejahteraan bagi pekerja migran, karena Indonesia merupaan salah satu negara pengirim (sending countries) dengan jumlah pekerja migran yang besar.

Adapun ASEAN Declaration on ‘Culture of Prevention’ for a Peaceful, Inclusive, Resilient, Healthy and Harmonious Society menitikberatkan pada promosi budaya kedamaian dan toleransi antar budaya di lingkup regional ASEAN. Deklarasi ini merupakan deklarasi yang secara substansi lintas sektoral di pilar sosial budaya ASEAN karena mencakup isu dari berbagai bidang seperti, Kesehatan, Pendidikan, Perlindungan Sosial, Kebudayaan, Manajemen Bencana, dan Lingkungan Hidup.

Selanjutnya, sembilan deklarasi lain yang dibahas dan didukung oleh sidang SOCA ke-23 adalah:

ASEAN Leaders’ Declaration on the Gender-Responsive Implementation of the ASEAN Community Vision 2025 and Sustainable Development Goals;

ASEAN Leaders’ Declaration on Ending all Forms of Malnutrition;

ASEAN Leaders’ Declaration of Commitment on Anti-Microbial Resistance (AMR): Combating AMR through One Health Approach;

ASEAN Declaration on the Adoption of the ASEAN Youth Development Index;

ASEAN Joint Statement on Climate Change to the 23rd Session of the Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC COP-23);

ASEAN Leaders’ Declaration on Disaster Health Management;

Joint Statement on Promoting Women, Peace and Security in ASEAN;

First ASEAN Youth Development Index, dan

ASEAN Joint Declaration on Hazardous Chemicals and Waste. [**]