Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Tim Distan, Kejari dan Polres BS Temukan Penjualan Pupuk Bersubsidi di Atas HET

tim-dinas-pertanian-kejaksaan-dan-polres-pantau-pupul-1 tim-dinas-pertanian-kejaksaan-dan-polres-pantau-pupuk

 

 

 

 

 

 

BENGKULU SELATAN, PB - Kamis (15/12), Dinas Pertanian (Distan) Bengkulu Selatan bekerjasama dengan jajaran Polres dan Kejaksaan Negeri Bengkulu Selatan melakukan monitoring ke kios-kios pengecer pupuk yang tersebar di sembilan dari sebelas kecamatan di Bengkulu Selatan. Hasilnya, tim menemukan adanya penjualan pupuk bersubsidi melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).

Dari hasil monitoring ke kios-kios pengecer pupuk di Kecamatan Bungamas, Kedurang, Kedurang Ilir, Seginim, Air Nipis, Pino, Ulu Manna, Manna dan Pino Raya didapati beberapa oknum pedagang kios menjual pupuk bersubsidi di atas HET dengan harga yang bervariasi. Misalnya, untuk pupuk Urea HET Rp 1800/Kg atau Rp 90 ribu perkarung. Namun temuan di lapangan beberapa pengecer ada yang menjual dengan harga Rp 110 Ribu/karung, Rp 115 ribu/karung bahkan ada yang menjual hinggaRp 135 ribu per karung atau Rp 2700/Kg.

Untuk pupuk Phonska HET sebesar Rp 2400/Kg atau Rp 120 ribu/karung. Namun tidak sedikit kios yang menjual dengan harga berkisar Rp 130 sampai Rp 140 ribu/karung.

"Namun juga ada yang menjual sesuai dengan HET. Itu harga kita dapatdari pemilik kios atau pengecer, juga langsung bertanya dengan petani setempat," tegas Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian BS Sri Hartati, didampingg tim dari Kejaksaan Negeri Manna Adi Eka Saputra dan Kanit Tipiter Polres Bengkulu Selatan Kusyadi, SH.

Dari pantauan tim di lapangan, lanjut Sri Hartati, ketersediaan pupuk di Bengkulu Selatan dalam keadaan cukup, bahkan untuk pupuk urea lebih dari cukup.

"Malahan, untuk pupuk urea yang bersubsidi itu stok masih sangat banyak, contoh di salah satu kios di Pino Raya stoknya itu masih ada lima belasan ton. Menurut mereka, masyarakat kurang berminat menggunakan pupuk urea subsidi, petani lebih memilih pupuk urea yang non subsidi meskipun dengan harga yang jauh lebih tinggi. Mereka beralasan, kualitas hasil produksi dengan menggunakan pupuk non subsidi lebih baik dibanding pupuk subsidi. Apalagi sekarang ini ketersediaan urea non subsidi di pasar cukup," terang Sri Hartati.

Menyikapi adanya temuan tersebut, dalam waktu dekat, Dinas Pertanian Bengkulu Selatan akan memanggil dan melakukan sosialisasi kepada seluruh kios pengecer pupuk di Bengkulu Selatan.

"Di Bengkulu Selatan ada 47 kios pupuk,dirancang minggu depan akan kita kumpulkan dan diberikan sosialisasi. Bagi yang membandel kita tidak segan-segan memberikan sanksi. Bahkan bisa saja rekomendasinya kita cabut," pungkas Sri Hartati. (Apd)