Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Petani Ragukan Kualitas Pupuk Bersubsidi

tim-dinas-pertanian-kejaksaan-dan-polres-pantau-pupul-2BENGKULU SELATAN, PB – Disamping menemukan adanya penjualan pupuk bersubsidi melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET), tim monitoring pupuk dari Dinas Pertanian Bengkulu Selatan bersama Kejaksaan Negeri dan Polres Bengkulu Selatan Kamis (15/12/16) juga menemukan adanya ‘ketakutan petani’ dalam menggunakan pupuk bersubsidi.

Ini terlihat dengan banyaknya stok pupuk bersubsidi yang masih menumpuk di kios-kios pengecer. Ini disebabkan oleh petani mulai berpindah dari menggunakan pupuk bersubsidi ke pupuk nonsubsidi, meskipun dengan harga yang jauh lebih mahal.

Baca juga : Tim Distan, Kejari dan Polres BS Temukan Penjualan Pupuk Bersubsidi di Atas HET

Sis, salah seorang pemilik kios pupuk di Simpang Kelutum Pino Raya mengaku bahwa peminat pupuk nonsubsidi, khususnya urea berkurang dari tahun sebelumnya. Menurutnya, para petani beralasan bahwa kualitas pupuk urea nonsubsidi lebih bagus dari pupuk subsisdi.

“Dari keterangan petani, kalau pupuk urea subsidi itu reaksinya lamban. Hasilnya tidak sebagus menggunakan pupuk subsidi. Kalau di kios saya ini lebih laris pupuk non subsidi, dibandingkan dengan urea subsidi. Coba lihat, stok saya ini masih ada 30-an ton,” ujar Sis.

Hal senada juga disampaikan Isza (41) pemilik Kios Tani Isza, Desa Bandar Agung, Kecamatan Ulu Manna. Isza mengatakan, stok urea digudangnya masih puluhan ton. Sekarang kata Isza, yang laris malahan pupuk Urea non subsidi, walaupun harganya jauh lebih mahal dari pupuk bersubsidi. Saat ini petani rata-rata banyak memakai pupuk yang non subsidi, kata dia.

“Urea Non Subsidi persak harganya cukup tinggi, yakni Rp 270 ribu. Kalau Urea Subsidi saya ambil keuntungan cuma Rp 5 ribu persaknya dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 90 ribu, tapi pertani sekarang kebanyakan membeli Urea non subsidi,” pungkas Isza.

Sementara itu, salah seorang petani, Bahman (35) Warga Desa Tanjung Kurung Desa Ketaping Kecamatan Manna mengaku lebih memilih pupuk non subsidi dibanding dengan pupuk bersubsidi untuk keperluan di sawahnya.

“Saya pernah coba bandingkan, kalau pupuk subsidi itu, reaksinya lama. Kalau urea non subsidi, baru beberapa hari dipupuk, hasilnya sudah nampak. Daunnya nampak lebih cepat hijau dibanding dengan pupuk yang bersubsidi,” demikian Bahman. [Apd]