Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Berita Ramadhan: Menghidupkan Cahaya Hati di Malam Takbir

Informasi: Kirimkan tulisan kegiatan Ramadhan anda dilengkapi foto kegiatan dan KTP. Kirim ke email: pedomanbengkulu@gmail.com. Semoga berkah Ramadhan Rp 200.000 bisa anda menangkan. Program Berita Ramadhan Berhadiah ini dipersembahkan olehAnggota DPD RI, Riri Damayanti John Latief, S.Psi. Marhaban ya Ramadhan. Mari tingkatkan amal ibadah di bulan suci ini. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1437 Hijriah

dzikirZAZA FIRA*

SEPERTI juga lampu penerang, dihidupkan oleh partikel-partikel elektron yang tak tampak. Demikian juga dalam tubuh manusia, cahaya dari qalbu yang menghidupkan kualitas insan manusia, dan salah satu cara menghidupkannya melalui zikir.

Di malam akhir Ramadhan ini, sebagian orang memilih untuk takbir di jalan-jalan, tentu tak salah merayakan hari kemenangannya dengan pawai zikir, namun sebagian lagi memilih untuk berdiam di rumah dan memanjatkan pujian kepada Allah SWT.

Dalam kitab Al-Hikam ditulis: قَوْمٌ تَسْبِقُ اَنْوَارُهُم اَذْكَارَهُمْ ، وَقَوْمٌ تَسْبِقُ اَذْكَارُهُمْ اَنْوَارَهُم ، وَقَوْمٌ تَتَسَاۈے اَذْكَارُهُم وَاَنْوَارَهُم وَقَوْمٌ لاَ اَذْكَارَ وَلاَ اَنْوَارَ ، نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ ذَلِك . ذَاكِرٌ ذَكَرَ لِيَستَنِيْرَ بِهِ قَلْبُهُ فَكَانَ ذَاكِرًا وَذَاكِرٌ اِسْتَنَارَ قَلْبُهُ فَكَانَ ذَاكِرًا وَالَّذِي اسْتَوَتْ اَذْكَارُهُ وَاَنْوَارُهُ فَبِذِكْرِهِ يَهْتَدِىْ وَبِنُوْرِهِ يُقْتَدٰى .

Artinya, Cahaya iman sebagian orang mendahului zikir mereka. Sebagian orang lainnya zikirnya mendahului cahaya imannya. Sedangkan sebagian bersamaan antara nur iman dan zikirnya. Sebagian pula tanpa cahaya iman dan tanpa zikir. Kami berlindung kepada Allah dari perbuatan seperti itu (tanpa cahaya iman dan tanpa zikir). Orang yang berzikir agar hatinya mendapat cahaya, dinamakan ahli zikir. Dan ahli zikir yang hatinya telah mendapatkan nur, dia juga disebut orang berzikir. Orang yang bersamaan mengerjakan zikir dan mendapat cahaya Ilahi, ia telah mendapat hidayah. Dan dengan nur cahayanya, orang ini dapat diikuti.

Dalam kita yang menjadi rujukan kaum muslim itu, terdapat beberapa golongan yang memperoleh cahaya Allah sebelum berzikir. Mereka adalah ahli zikir yang terus-menerus membasahi bibir dan hatinya dengan zikrullah. Jiwanya penuh dengan kekuatan dan istiqamah. Sebab Zikir asal mulanya adalah ash-shafa, artinya bersih dan hening. Wadahnya adalah al-wafa, artinya menyempurnakan.

Allah Swt. berfirman dalam surat Ali Imran ayat 74, “Allah menentukan rahmat-Nya, kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Zikrullah termasuk ibadah yang sangat banyak manfaatnya bagi rohani dan juga jasmani. Dengan zikrullah hati menjadi tenang, dan jiwa menjadi tenteram. Merasa selalu dekat dengan Allah, dan Allah pun selalu dekat dengannya.

Dengan zikrullah jiwa dan hati menjadi suci, rohani menjadi tenteram dan jasmani menjadi bersih. Dalam salah satu hadis qudsi, disebutkan, “Siapa yang zikir kepada-Ku di dalam hatinya, pasti Aku ingat kepadanya di dalam zat-Ku. Dan siapa yang ingat kepada-Ku di muka umum, pasti Aku ingat kepadanya di muka umum juga, bahkan lebih baik lagi dari golongannya.

Syekh Ahmad Athaillah melanjutkan pula, tuturnya: مَاكَانَ ظَاهِرُ ذِكْرٍ اِلاَّ عَنْ بَاطِنِ شُهُوْدٍ وَفِكْرٍ, Artinya, “Tiadalah zikir dinampakkan, kecuali timbul dari kesadaran dan pemikiran batin".

Memang zikir bukan hanya sekedar bunyi yang timbul dari ucapan bibir dan lidah, akan tetapi ia lahir dari suara hati dan batin para hamba Allah yang menghidupkan zikirnyz. Zikir itu walaupun ibadah sunat, akan tetapi ia sangat utama, bahkan sesuatu yang besar dan berbekas.

Berzikir adalah pengakuan yang diucapkan dengan hati dan lisan akan keagungan Allah SWT. Bibir, lidah dan hati berpadu menjadi satu, bergerak secara rutin membunyikan asma Allah dengan hati dan lisan. Syekh Ataillah dalam hal ini mengingatkan: اَشْهَدَكَ مِنْ قَبْلِ اَنْ يَسْتَشْهِدَكَ فَنَطَقَتْ بِإِلٰهِيَّتِهِ الظَّوَاهِرُ وَتَحَقَّقَتْ بِأَحَدِيَّتِهِ الْقُلُوْبَ وَالسَّرَائِر, artinya: “Allah Ta’ala menyaksikan kepadamu keagungan zat-Nya, sebelum Allah meminta kalian mengakui keagungan wujud-Nya. Sehingga semua makhluk mengakui wujud Tuhan-Nya. Juga semua hati dan perasaan mengakui hakikat ke-Esaan-Nya.”

Sahabat Abi Hurairah meriwayatkan sabda Nabi Muhammad Saw. dalam suatu hadis Qudsi, “Allah Swt. selalu mendampingi para hamba yang selalu berzikir. Jikalau hamba-Ku mengingat Aku dalam hatinya, maka Aku ingat kepadanya dalam zat-Ku. Jikalau hamba-hamba-Ku ingat pada-Ku di muka umum, maka Aku ingat kepadanya melebihi golongannya.jikalau hamba-hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku bertambahy dekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekatkan dirinya pada-Ku sehasta, maka Aku akan dekat kepadanya sedepa. Apabila hamba-hamba-Ku datang dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya denga berlari.

Oleh sebab itulah maka hamba-hamba Allah hendaklah senantiasa memperbanyak zikrullah. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 152, Fadzkuruni Adzkurkum (Ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat kepadamu). Di dalam hadits-hadits Nabi Saw. atsar sahabat dan Tabi’in menyebutkan tentang keutamaan berzikir kepada Allah. Di antaranya adalah firman Allah:

يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اذْكُرُوْا اللهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا وَسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً artinya, “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama Allah), zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah pada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab: 41-42)

فَاذْكُرُوْنِى اَذْكُرْكُمْ, artinya,  “Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 152)

Bahkan pada ayat lainnya, Allah memerintahkan agar berzikir dalam keadaan apa saja, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an: فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُوْا اللهَ قِيَامًا وَقُعُوْدًا وَعَلَى جُنُوْبِهِمْ, artinya “Apabila kamu telah selesai mengerjakan sembahyang, maka ingatlah kepada Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.” (QS. An-Nisaa’: 103)

Sayyidina Ibnu Abbas ra. menafsirkan ayat ini sebagai berikut: “Pada waktu siang dan malam, di darat dan di laut, di dalam negeri dan di luar negeri (di dalam pelayaran), pada saat kaya dan miskin, di waktu sehat dan sakit, dengan sir (rahasia) dan jahar (nyata)”.

Orang yang malas berzikir kepada Allah, di samping dikategorikan sebagai orang yang munafiq juga akan merugi dunia dan akhirat. Hidupnya tidak akan pernah merasa senang dan tenteram. Ia akan selalu dalam keadaan gelisah, resah dan susah. Dan di akhirat nanti akan mendapatkan siksa yang pedih. Hal ini disebabkan jiwanya jauh dari Allah, kosong dari ruh keimanan dan selalu digoncang godaan manusianya dunia. Maka dari itu, satu-satunya jalan untuk membentengi diri dari keganasan godaan dunia dan supaya memperoleh ketenangan adalah dengan melanggengkan zikir.

Dalam hal ini Allah berfirman: الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنَّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ اَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْب, artinya “Orang-orang yang beriman hatinya tenteram karena mengingat Allah. Ketahuilah dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Dan masih banyak lagi ayat yang lainnya atau hadits-hadits Rasulullah Saw. Diantaranya Rasulullah Saw. pernah bersabda: “Barang siapa tidak memperbanyak menyebut asma Allah, maka sesungguhnya ia telah terlepas daripada iman”. Maksud terlepas daripada iman, berarti kurang sempurna (suram) imannya, kecuali dengan memperbanyak menyebut Allah. Karena itu Nabi bersabda: “Perbaruilah iman kamu dengan banyak-banyak menyebut Allah”.

Dari hadits ini diambil kesimpulan bahwa kesempurnaan iman seseorang itu hingga mencapai derajat tinggi sebagai manusia sempurna (insan kamil) ialah banyak mengingat Allah, baik di waktu shalat maupun di luarnya.

Ini merupakan cermahah agama yang disampaikan mendekati malam terkahir Ramadhan, Sabtu (2/07/2016, di Masjid At Taqwa. Meski dengan jemaah yang kurang begitu banyak seperti malam-malam yang lain, tetapi hikmah ceramah puasa kali ini sangat menarik. Semoga kita masih bertemu dengan puasa selanjutnya, amin!

zaza*Warga Jalan Danau, Panorama, Singaran Pati, Kota Bengkulu. Saat ini aktif di majelis dakwah dan mengadakan kegiatan pengajian bersama anak-anak masjid setiap 2 minggu sekali. Semoga hadia berita Ramadhan ini dapat bermanfaat bagi anak-anak pengajian, terimaskih Mba Riri Damayanti John Latief, semoga amal puasanya diberkahi Allah SWT, amin.