Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Puasa Tingkatkan Kesolehan Sosial

 menteri-agama-lukman-hakim-saifudin-bersalaman-usai-melepas-calon-_150821172419-110 budiman

JAKARTA, PB - Berpuasa memiliki dua makna sekaligus, yakni sebagai ibadah personal (mahdhoh) untuk meningkatkan kesolehan seseorang dan juga ibadan sosial (muamalah) untuk meningkatkan tangggung jawab sosial. Hal tersebut disampaikan Menteri Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, ketika memberikan ceramah Ramadhan di Musholla at-Tarbiyah Ditjen Pendidikan Islam.

"Jangan kita kemudian buru-buru pulang ketika dalam suatu majelis dikarenakan ingin mengaji al Qur`an ataupun akan berdzikir misalnya. Dikarenakan sebenarnya bersosialisasi itu adalah ibadah," kata Lukman, baru-baru ini.

Bahkan dalam Islam, lanjut Menteri Agama, fungsi sosial selama diniati sebagai bagian dari ibadah maka esensi adalah termasuk ajaran agama. Dan hampir semua amaliah ibadah personal (mahdhoh), dampaknya sosial juga. Sholat misalnya berfungsi sebagai tanha anil fahsya wal munkar. Esensi sholat itu bukan mendapat pahala banyak dan bisa masuk surga. Sholat yang benar adalah bisa memberikan dampak pada perilaku yang lebih baik.

"Jadi semua ibadah itu mempunyai dampak sosial. Bahkan dzikir (mengingat Tuhan) pastilah ada dampaknya. Dengan mengingat Tuhan maka aspek sosial pun akan sesuai dengan perintah Tuhan," kata mantan aktifis LAKPESDAM NU ini.

Bulan Ramadhan, ujar alumnus Pesantren Darussalam-Gontor ini menyitir nasehat Gus Mus (KH. Musthofa Bisri), adalah bulan Allah yang diberikan sepenuhnya kepada manusia. Oleh karena itu, sudah sepenuhnya segala amaliah di bulan puasa ini harus diberikan kepada Allah.

"Karena seluruh amalan di Bulan Ramadhan sajalah yang pahalanya diketahui oleh Allah, kalau memang orientasi seperti itu. Tidak ada orang yang tahu bahwa kita sedang berpuasa, hanya Allah dan kita lah yang tahu. Berbeda dengan sholat yang gerak-geriknya bisa dilihat oleh semua orang. Oleh karea itu, hanya Allah lah yang memberikan balasan (pahala) amaliah bulan Ramadhan," kata Lukman.

Akhirnya putra Menteri Agama era Soekarno ini kembali mengajak para jama`ah untuk meningkatkan kualitas dalam beramaliah di Bulan Ramadhan.

"Semoga tahun ini selulu kondisi sehat sehingga bisa secara optimal menjalankan fungsi kita sebagai hamba Allah yang dimanifestasikan dalam upaya menjalankan fungsi sosial manusia, sebagai pengelola alam ini," terang Menag.

Terpisah, Anggota DPR RI, Budiman Soedjatmiko berharap ibadah selama bulan suci ini lancar dan penuh berkah. Baik muslim maupun nonmuslim di Indonesia bisa menerapkan toleransi, karena pada hakekatnya, toleransi adalah timbal balik dua pihak yang saling membutuhkan “ruang” ibadah sesuai ajaran agama masing-masing.

"Pemaknaan puasa bukanlah sekadar soal menahan lapar dan dahaga. Kalau sekadar lapar dan dahaga, kita bisa mengalaminya setiap hari. Tetapi, seperti yang diajarkan para nabi, puasa adalah tentang kepedulian kita kepada mereka yang miskin yang kurang beruntung," ungkapnya.

Miskin, lanjutnya, tidak hanya karena tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, karena pendapatan yang kurang. Tetapi juga mereka yang miskin karena menjadi korban sistem. Baik itu sistem ekonomi, politik maupun sosial. Karena itu, persoalan lapar dan dahaga ini bukan lagi terkait dengan makanan dan minuman.


"Puasa adalah periode dimana kita memahami bagaimana menjadi miskin dan karena itulah kita harus berjuang untuk lepas dari kondisi itu," kata mantan ketua Paratai Rakyat Demokratik (PRD) tersebut.

Bagi kita yang lebih beruntung secara ekonomi, ini adalah bulan untuk merasakan apa yang dirasakan sebagian masyarakat yang belum seberuntung kita. Selama ini, barangkali, kita hanya bisa melihat mereka dari jendela mobil atau jok motor ketika lampu merah menyala di persimpangan. Kita hanya tahu hidup mereka dari televisi, koran atau radio. Kita lihat foto-foto tentang bagaimana mereka berjuang melewati hidup setiap hari.

Mereka yang memberi makan kepada yang membutuhkan di bulan Ramadhan ini maka Allah melipatgandakan pahalanya. Ini merupakan bentuk sang pencipta untuk memotifasi hambanya agar terus meningkatkan kesolehan sosialnya.

"Maka ini adalah kesempatan bagi kita untuk memaknai puasa secara lebih. Merasakan penderitaan kaum miskin dan tertindas. Memahami perjuangan mereka. Tidak ada salahnya bersemangat memakmurkan masjid, tapi jangan lupa untuk menengok tetangga terdekat: apakah mereka punya makanan untuk sahur dan berbuka hari ini," tutupnya. (RPHS)