Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Berita Ramadhan: Menjaga Subuh di Baitul Habibi

Informasi: Kirimkan tulisan kegiatan Ramadhan anda dilengkapi foto kegiatan dan KTP. Kirim ke email: pedomanbengkulu@gmail.com. Semoga berkah Ramadhan Rp 200.000 bisa anda menangkan. Program Berita Ramadhan Berhadiah ini dipersembahan oleh Anggota DPD RI, Riri Damayanti John Latief, S.Psi. Marhaban ya Ramadhan. Mari tingkatkan amal ibadah di bulan suci ini. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1437 Hijriah


 

100_2441 100_2446

Liza Fitriana*

Baitul Habibi adalah salah satu masjid yang terletak di Permunas Al Fatindo, Air Sebakul, Kota Bengkulu. Di 'rumah Allah' inilah majelis ilmu di kala Subuh selalu dijaga atau dihidupkan. Setiap waktu subuh datang maka jemaah tidak langsung bergegas balik ke rumah melainkan mengikuti kajian keagmaan.

Subuh ini, Sabtu (11/6/2016), puluhan jemaah majelis subuh mengikuti kajian sejarah Islam yang dibawahkan langsung oleh Ustad Yusri. Dalam kajiannnya, ia mendedah tentang peranan shalat subuh dan kejayaan Islam di masa lalu.

Menurutnya, kejayaan umat sebelumnya adalah sebab akibat dari adanya "pahlawan Subuh" yang senantiasa terjaga di sepanjang malamnya. Mereka hanya tidur sejenak untuk mengembalikan stamina dan kembali terbangun, untuk bercengkerama dengan kekasih sejatinya, Allah SWT.

"Umat Islam kini terpuruk, karena mereka kehilangan kesejatiannya. Islam hanya simbol, tertulis di KTP, al Qur’an hanya dijadikan koleksi," kata Ustad Yusri.

Sambungnya, umat yang tertidur ini perlu segera dibangkitkan. Salah satunya dengan menyadarkan umat tentang pentingnya Shalat Subuh berjamaah di awal waktu sebagai tonggak bangkitnya kekuatan umat islam.

"Keberkahan Subuh diawali dengan shalat sunnah sebelum subuh atau shalat fajar. Sebagai mana disebutkan di dalam Hadits, dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, Rasulullah bersabda, 'Dua rakaat fajar (shalat sunnah sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya, HR Muslim'," terangnya.

Setelah dua rakaat barokah itu, Rasulullah menganjurkan kita untuk mengisi waktu antara adzan dan iqomah dengan memperbanyak istighfar. Istighfar adalah kekuatan yang dijanjikan berjuta kebaikan bagi siapa yang mengamalkannya.

Subuh adalah limpahan pahala dari Sang Maha. Dalam sebuah hadits diriwayatkan, barangsiapa melangkahkan kakinya dalam kegelapan untuk menunaikan sholat Subuh dan Isya’, maka Allah akan meneranginya kelak di akhirat.

“Barangsiapa yang melaksanakan shalat Isya berjamaah maka ia seperti melaksanakan shalat sunnah setengah malam. Sedangkan mereka yang melaksanakan shalat Subuh berjamaah maka ia seperti melaksanakan shalat sunnah semalam suntuk, HR Abu Daud dan At Tirmidzi'," tuturnya.

Hadits ini terangnya, selayaknya kita jadikan tiket yang akan senantiasa kita perbanyak jumlahnya, agar Allah benar-benar memasukkan kita ke dalam golongan Pahlawan Subuh yang akan diberi pahala surga.

Subuh adalah pembeda antara mukmin dan munafik. Rasulullah bersabda, sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Umat Islam tidak akan kembali berjaya selama jama’ah shalat subuh tidak sebanyak jama’ah shalat Jum’at. Maka, Subuh adalah janji tentang bangkit dan tidaknya umat ini. Jika sekarang umat Islam terpuruk, sejatinya penyebabnya adalah karena umat Islam yang mulai meninggalkan shalat Subuh berjama’ah di Masjid atau Mushollah.

Musuh islam, katanya, tidak henti-hentinya melancarkan serangan agar umat Islam selalu berada dalam subuh yang kesiangan. Karena mereka faham, benarnya subuh umat Islam adalah runtuhnya kejayaan (semu) mereka. Kitapun akhirnya disuguhi dengan berbagai macam tontonan yang membuat kita tidur larut malam dan bangun ketika matahari telah naik.

Lebih lanjut Yusri mengatakan, keberkahan subuh belum berakhir sampai di sini, ketika dua rokaat itu telah didirikan dengan sempurna. Melainkan berlanjut sampai waktu setelahnya.

"Rasulullah bersabda, 'Barangsiapa shalat subuh dengan berjamaah kemudian duduk berdzikir hingga terbit matahari (dan meninggi), kemudian shalat dua rokaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah yang ditunaikan dengan sempurna, HR Tirmidzi'," ungkpanya.

Sejatinya, anugerah Allah begitu melimpah ruah. Bahkan, dari waktu subuh yang menyapa kita setiap hari terkandung di dalamnya berjuta pahala dan kebaikan. Hingga kita yang belum mampu melakukan ibadah haji dan umrah di tanah suci sekalipun, bisa dianugerahi pahala keduanya manakala kita mengoptimalkan waktu subuh dalam ketaatan. Memanfaatkan waktu tersebut untuk Ruku’, Sujud, Dzikir dan Tilawah Al Qur’an.

Pada akhirnya, sungguh benar doa yang disampaikan oleh Rasulullah, “Ya Allah, berkahilah umatku di pagi harinya. Karena mereka yang bangun subuh tentunya mempunyai lebih banyak waktu untuk sekedar belajar, menyiapkan sarapan, menyiapkan berkas-berkas kantor ataupun berolahraga agar fisik lebih sehat. Sedangkan mereka yang malas, memilih melanjutkan tidur dan baru terbangun ketika ayam telah kenyang dan mentari telah meninggi," tutupnya.

Biodata Penulis 
Liza Fitriana, Bengkulu, 19 Mei 1998, Perum Semarak Raflesia Indah Blok C no 10 Rt 13 Rw 03 Kel Sukarami Kec. Selebar Air Sebakul Kota Bengkulu. Kontak 0896 5987 7719, Mahasiswi IAIN Bengkulu.