Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Sektor Pertambangan Lesu, Jasa Informasi Meningkat

IST - Perempuan yang bekerja di pertambanganJAKARTA, PB - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir sepanjang tahun 2015 lalu, ekonomi Indonesia tumbuh 4,79 persen. Dibandingkan dengan tahun 2014, angka ini sebenarnya mengalami perlambatan. Sebab angka pertumbuhan di masa SBY tersebut tercatat sebesar 5,02 persen.

Kepala BPS Suryamin merinci, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan IV-2015 tumbuh sebesar 5,04 persen. Angka ini memang tertinggi dibanding triwulan-triwulan sebelumnya tahun 2015, yang masing-masing sebesar 4,73 persen (triwulan I); 4,66 persen (triwulan II) dan 4,74 persen (triwulan III)

Ia melanjutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia itu terjadi pada seluruh lapangan usaha, kecuali Pertambangan dan Penggalian yang terkontraksi 5,08 persen. Adalah sektor Informasi dan Komunikasi yang menjadi lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi, sebesar 10,06 persen.

"Diikuti Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 8,53 persen, dan Jasa Lainnya sebesar 8,08 persen," jelas Suryamin.

Stuktur perekonomian Indonesia menurut lapangan usaha tahun 2015, lanjutnya, didominasi 3 (tiga) lapangan usaha. Diantaranya Industri Pengolahan (20.84 persen); Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (13,52 persen); dan Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil-Sepeda Motor (13,29 persen).

Sedangkan struktur ekonomi Indonesia secara spasial Tahun 2015 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 58,29 persen. Sementara Pulau Sumatera sebesar 22,21 persen dan Pulau Kalimantan 8,15 persen.

"Ekonomi Indonesia triwulan IV-2015 dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) mengalami kontraksi 1,83 persen. Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang mengalami kontraksi 23,34 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh penurunan Ekspor neto," pungkasnya. [GP]