Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Jembatan Rusak Parah, Warga Pino Raya Terpaksa Angkut Jenazah Pakai Rakit

BENGKULU SELATAN, PB - Miris dan sangat menyedihkan, di usia Kabupaten Bengkulu Selatan yang sudah 68 tahun berdiri masih ada pemandangan aneh yang jarang ditemukan di Kabupaten lain.

Dari sisi anggaran APBD Kabupaten Bengkulu Selatan yang mencapai Rp 1 Trilyun dan Anggaran Milyaran Rupiah mengucur ke desa-desa, Namun mirisnya masih ada jembatan gantung rusak parah yang belum tersentuh anggaran perbaikan.

Lantaran jembatan gantung yang rusak parah itulah, terpaksa Warga Desa Tanjung Aur II Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan mengangkut jenazah ke tempat pemakaman menggunakan rakit.

Itu karena lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) terletak di seberang sungai. Terbaru, Selasa kemarin (11/7/2017), salah seorang warga desa setempat Luni (52) meninggal dunia.

Sekira pukul 11.00 WIB Alamrhumah dimakamkan di TPU Desa Tanjung Aur II, lagi-lagi pihak keluarga dan dibantu warga menyeberangkan jenazah Luni dengan menggunakan rakit tradisional yang terbuat dari bambu.

"Saya melihat langsung, jenazah beserta keranda dibawa ke seberang sungai pakai rakit. Karena jembatan gantung sudah rusak parah," ujar keponakan Almarhumah Arses Apriko.

Diceritakan Arses, dirinya sengaja pulang dari Kota Bengkulu ke Desa Tanjung Aur II untuk menghadiri pemakaman bibiknya tersebut.

"Saya tinggal di Jalan Merapi Ujung Kota Bengkulu. Yang meninggal itu masih sepupu ibu saya. Bibik saya memanggil Almarhumah. Saya sangat terkejut dan miris melihat Jenazah yang dibawa pakai rakit," urai Arses saat dihubungi pedomanbengkulu.com

Dirinya berharap kepada pemerintah yang berwenang untuk memperbaiki jembatan gantung tersebut, bahkan jika memungkinkan dibangun secara permanen.

"Saya tidak tahu persis sudah berapa lama jembatan itu rusak. Tapi kalau dilihat dari kondisinya sudah lama dan
bertahun-tahun. Ini kejadian bukan yang pertama, sebelumnya saya dengar juga sudah ada jenazah yang diangkut pakai rakit.

Karena pemakaman yang sebelumnya sudah tidak muat lagi. Makanya terpaksa dimakamkan di pemakaman di seberang sungai," demikian Arses. (Apd)